Jakarta – Warna pink dan hijau belakangan menjadi sorotan sebagai simbol perlawanan terhadap ketidakadilan. Ternyata, kedua warna ini sudah lama hadir dalam berbagai kue tradisional Indonesia, menambah kekayaan visual dan makna budaya.
Warna pink dan hijau kini ramai diperbincangkan di media sosial karena makna filosofisnya. Namun, jauh sebelum tren ini muncul, kedua warna tersebut sudah melekat dalam berbagai hidangan tradisional Indonesia. Foto: Threads / iStockSerabi, yang biasanya berwarna cokelat di luar dan putih di dalam, bisa diolah dengan variasi warna hijau dari sari pandan atau pink yang menarik. Foto: Threads / iStockKue putu mayang khas Betawi sering menampilkan warna cerah seperti hijau dan pink, baik dari pewarna alami maupun buatan. Teksturnya kenyal dengan rasa manis gurih yang khas. Foto: Threads / iStockKue cente manis dari Betawi biasanya didominasi warna pink, termasuk biji mutiara yang menghiasinya. Rasanya manis dengan tekstur yang lembut. Foto: Threads / iStockGetuk lindri terbuat dari singkong yang dihaluskan, diberi gula, dan diwarnai dengan pink atau hijau. Sajian ini sering dilengkapi taburan kelapa parut. Foto: Threads / iStockKue cara bikang asal Jawa Tengah memiliki perpaduan warna pink, hijau, putih, dan cokelat. Bentuknya unik, mekar seperti bunga. Foto: Threads / iStockCenil, kue tradisional dengan rasa manis gurih dari kelapa dan gula merah, sering disajikan dalam warna pink dan hijau yang mencolok. Foto: Threads / iStockSelendang mayang, hidangan khas Betawi, memadukan warna hijau dan pink dalam sajian minuman yang menyegarkan dengan santan dan sirup. Foto: Threads / iStockWedang ronde juga kerap menampilkan bola-bola kenyal berwarna pink dan hijau, berisi kacang dan gula, dalam kuah jahe hangat. Foto: Threads / iStockEs pisang ijo menghadirkan warna hijau dari pisang yang dibalut adonan pandan, sementara warna pink berasal dari bubur sumsum dengan siraman sirup merah. Foto: Threads / iStock