6 Penyebab Telinga Anak Sakit & Solusi Ampuh untuk Atasi dengan Cepat

Nyeri telinga pada anak seringkali membuat orang tua khawatir dan menjadi alasan utama untuk berkonsultasi dengan dokter. Keluhan ini bisa muncul karena berbagai faktor, mulai dari infeksi, gangguan pada saluran telinga, hingga masalah di area sekitar seperti rahang atau gigi.

Penyebab dan Cara Mengatasi Telinga Anak Sakit

Berdasarkan informasi dari Mott Children’s Hospital University of Michigan Health, berikut beberapa penyebab umum nyeri telinga pada anak beserta penanganannya.

1. Otitis Media dengan Efusi (Penumpukan Cairan di Belakang Gendang Telinga)

Kondisi ini terjadi ketika saluran Eustachius—yang menghubungkan telinga tengah dan belakang hidung—tersumbat, sehingga cairan terperangkap di belakang gendang telinga. Karena tidak melibatkan infeksi, antibiotik tidak diperlukan. Penanganan bertujuan meredakan gejala, seperti pemberian obat pereda nyeri (acetaminophen atau ibuprofen) dan kompres hangat.

Umumnya, masalah ini sembuh sendiri dalam sekitar tiga bulan, meski bisa menyebabkan gangguan pendengaran sementara. Beberapa tips untuk membantu anak:

– Bicaralah lebih jelas, dengan suara sedikit lebih keras, sambil menatap mata mereka dan menggunakan gestur tubuh.
– Kurangi kebisingan di sekitar saat berkomunikasi, misalnya dengan mematikan TV atau radio.

Jika cairan tidak hilang setelah tiga bulan atau pendengaran anak semakin terganggu, dokter mungkin merujuk ke spesialis THT untuk pemasangan tabung telinga (tympanostomy tubes) guna mengalirkan cairan.

2. Infeksi Telinga (Otitis Media Akut)

Infeksi telinga terjadi ketika saluran Eustachius tersumbat, memicu penumpukan cairan yang kemudian terinfeksi bakteri atau virus. Kondisi ini sering muncul setelah anak mengalami flu atau infeksi saluran napas atas. Otitis media lebih rentan terjadi di musim dingin dan pada anak yang sering berinteraksi di sekolah atau tempat penitipan anak.

Antibiotik tidak selalu diberikan karena infeksi bisa disebabkan oleh virus. Pencegahan meliputi:

– Imunisasi lengkap, termasuk vaksin pneumokokus dan influenza.
– Menghindari asap rokok.
– Memberikan ASI eksklusif selama enam bulan pertama.
– Menghindari botol susu yang disangga sendiri pada bayi.

Jika infeksi berulang (3 kali dalam 6 bulan atau 4 kali setahun), dokter mungkin menyarankan pemasangan tabung telinga.

3. Swimmer’s Ear (Otitis Eksterna)

Infeksi saluran telinga luar ini terjadi ketika kulit di dalamnya teriritasi atau terluka. Penanganannya menggunakan tetes telinga antibiotik, serta obat pereda nyeri seperti ibuprofen atau parasetamol.

Untuk mencegahnya:

– Gunakan penyumbat telinga saat berenang.
– Keringkan telinga setelah berenang dengan hair dryer suhu rendah dari jarak 30 cm.
– Pakai tetes telinga mengandung asam asetat atau alkohol setelah beraktivitas di air.

4. Disfungsi Tuba Eustachius

Saluran ini berfungsi menyeimbangkan tekanan di gendang telinga dan mengalirkan cairan dari telinga tengah. Jika terganggu, anak bisa merasakan nyeri, telinga terasa penuh, atau pendengaran berkurang.

Penanganan tergantung penyebabnya, seperti mengobati alergi, sinusitis, atau GERD, serta menghindari asap rokok.

5. Gangguan Sendi Temporomandibular (TMJ)

Masalah pada sendi rahang dapat menyebabkan nyeri yang menjalar ke telinga. Gejalanya meliputi sakit rahang, sulit mengunyah, atau sakit kepala.

Penanganannya meliputi:

– Latihan rahang.
– Pemakaian bidai gigi jika anak sering menggemeretakkan gigi.
– Obat antiradang.

6. Penyebab Lain Nyeri Telinga

Beberapa kemungkinan lain termasuk:

– Benda asing atau kotoran telinga yang menyumbat.
– Trauma pada telinga.
– Masalah di sekitar telinga, seperti tumbuh gigi, sinusitis, atau pembengkakan kelenjar getah bening.

Jika nyeri telinga disertai gejala lain atau tidak membaik, segera konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.

Previous post “Waspada! Diabetes Mengintai Generasi Muda, Kenali Gejala & Tips Pencegahannya”
Next post Marc Marquez vs Red Bull Ring: Akhirnya Menang atau Gagal Lagi?