
Gagal Jantung vs Serangan Jantung: Kenali Perbedaannya
Meski sama-sama memengaruhi jantung, gagal jantung dan serangan jantung merupakan dua kondisi medis yang berbeda—mulai dari penyebab, gejala, hingga cara penanganannya. Memahami perbedaan ini penting untuk mendapatkan pengobatan yang tepat dan menghindari risiko komplikasi lebih lanjut.
Menurut dr. Novi Yanti Sari, Sp.JP, gagal jantung adalah gangguan kronis di mana otot jantung (miokard) melemah sehingga tidak mampu memompa darah secara optimal ke seluruh tubuh. Kondisi ini berkembang secara bertahap dan sering dipicu oleh hipertensi, penyakit jantung koroner, atau masalah pada katup jantung.
Sementara itu, serangan jantung (infark miokard) terjadi secara tiba-tiba akibat penyumbatan pada pembuluh darah koroner—pembuluh yang memasok darah ke jantung. Jika aliran darah terhambat, jaringan jantung bisa rusak permanen. Tanpa penanganan cepat, serangan jantung dapat memicu kematian sel jantung dan meningkatkan risiko gagal jantung di kemudian hari.
Gejala Gagal Jantung Muncul Secara Bertahap
Gagal jantung umumnya menunjukkan gejala yang berkembang perlahan.
“Gagal jantung atau *heart failure* adalah sindrom klinis dengan gejala utama seperti sesak napas, bengkak di pergelangan kaki, dan cepat lelah saat beraktivitas,” jelas dr. Novi.
Gejala ini sering disertai tanda fisik seperti pembengkakan vena jugularis, kenaikan berat badan akibat penumpukan cairan, atau edema pada tungkai. Kondisi ini menunjukkan adanya penumpukan cairan di paru-paru karena jantung tidak mampu memompa darah secara efisien.
“Gagal jantung biasanya disebabkan oleh gangguan fungsi otot jantung, baik sistolik, diastolik, atau keduanya,” tambah dokter spesialis jantung dari RS Siloam Kebon Jeruk dan Lippo Village ini.
Kerusakan otot jantung dapat dipicu oleh hipertensi, penyakit jantung koroner, kelainan katup jantung, penyakit autoimun (seperti lupus), infeksi virus, atau gangguan irama jantung.
Sebaliknya, serangan jantung terjadi ketika pembuluh darah koroner tersumbat oleh plak lemak, menghentikan aliran darah ke jantung secara mendadak.
Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Rutin
Baik gagal jantung maupun serangan jantung memerlukan deteksi dan penanganan dini.
Menurut dr. Novi, orang dengan kondisi seperti hipertensi, penyakit jantung koroner, diabetes, atau obesitas perlu lebih waspada dan rutin memeriksakan kesehatan—bahkan sebelum gejala muncul.
“Penyakit-penyakit tersebut merupakan faktor risiko utama gagal jantung, sehingga penderitanya memiliki peluang lebih tinggi untuk mengalami kondisi ini,” ujarnya.
Beberapa pemeriksaan yang dapat membantu mendeteksi gangguan jantung meliputi:
– Elektrokardiogram (EKG) untuk mencatat aktivitas listrik jantung.
– Tes darah NT-proBNP untuk mengukur kadar protein yang terkait dengan gagal jantung.
– Ekokardiogram untuk menilai fungsi dan struktur jantung.
Jika diperlukan, dokter mungkin menyarankan pemeriksaan lanjutan seperti MRI jantung atau kateterisasi jantung untuk memeriksa aliran darah koroner dan menentukan langkah pengobatan. Penanganan dini gagal jantung—sebelum komplikasi serius muncul—dapat memberikan hasil yang lebih baik. Jantung yang sehat bukan hanya tentang umur panjang, tetapi juga kualitas hidup yang lebih baik.