
“Trump Soroti Miliaran Dolar Masuk AS Usai Tarif Balasan Resmi Diberlakukan”
Tarif Impor AS Resmi Berlaku, Trump Klaim Miliaran Dolar Mengalir ke Negeri Paman Sam
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, secara resmi memberlakukan tarif impor baru terhadap lebih dari 90 negara mitra dagang AS mulai Kamis, 7 Agustus 2025. Kebijakan ini diumumkan langsung oleh Trump melalui unggahan di platform media sosialnya, Truth Social.
“Kebijakan Tarif Resiprokal Telah Berlaku!”
Dalam postingannya, Trump menyatakan bahwa kebijakan ini akan mendatangkan miliaran dolar bagi perekonomian AS. “(Tarif resiprokal) telah berlaku tengah malam ini! Miliaran dolar sekarang mengalir ke Amerika Serikat,” tulisnya, seperti dikutip dari CNBC International. Trump menegaskan bahwa negara-negara yang selama ini menikmati surplus perdagangan dengan AS telah mengambil keuntungan besar dalam beberapa tahun terakhir.
Penundaan dan Tarif Tertinggi
Awalnya, tarif ini direncanakan berlaku pada 1 Agustus, namun ditunda hingga 7 Agustus. Beberapa negara dikenakan tarif tertinggi, seperti Suriah (41%), Laos dan Myanmar (masing-masing 40%), serta Swiss (39%). Pemerintah Swiss bahkan mengirim tim negosiasi ke AS untuk membahas kenaikan tarif ini, namun belum ada kesepakatan yang tercapai.
Kenaikan Drastis untuk Brasil dan India
Brasil dan India kini menghadapi tarif impor sebesar 50%. Khusus India, kenaikan ini terjadi karena negara tersebut masih mengimpor minyak mentah dari Rusia. Tarif sebelumnya sebesar 25% naik menjadi 50%, dengan tambahan 25% yang akan berlaku 21 hari setelah 7 Agustus.
Negara yang Berhasil Negosiasi
Beberapa negara dan kawasan berhasil mencapai kesepakatan dengan AS, sehingga tarif yang dikenakan lebih rendah. Uni Eropa, Jepang, dan Korea Selatan dikenakan tarif 15%, sementara Inggris berhasil menekan tarifnya menjadi 10%.
Ketidakpastian untuk China dan Meksiko
Sementara itu, nasib China dan Meksiko masih belum jelas. China saat ini berada dalam fase gencatan senjata perdagangan dengan AS, sedangkan tarif yang sebelumnya diumumkan untuk Meksiko masih ditangguhkan.
Simak Juga: *Video ‘LPS Sebut RI Tak Rugi soal Nego Tarif AS 19%, Ini Alasannya’*