Malaysia Geser Indonesia dalam Penjualan Mobil, Rahasia Pajak & Bensin Murah!

Malaysia Geser Indonesia dalam Penjualan Mobil Kuartal II 2025

Untuk pertama kalinya, pasar otomotif Malaysia berhasil mengungguli Indonesia dalam penjualan mobil pada kuartal kedua tahun 2025. Data menunjukkan, Malaysia menjual 183.366 unit, sementara Indonesia hanya mencapai 169.578 unit. Lonjakan ini didorong oleh tingginya permintaan terhadap kendaraan elektrifikasi, baik mobil listrik maupun hybrid.

Elektrifikasi Jadi Pendongkrak Utama

Penjualan mobil listrik di Malaysia melonjak 91% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan total 12.733 unit terjual. Sementara itu, mobil hybrid juga mengalami kenaikan 12%, mencapai 17.480 unit pada paruh pertama 2025.

Insentif Pajak yang Menggiurkan

Salah satu faktor pendorong adalah kebijakan fiskal yang menguntungkan. Pemerintah Malaysia masih mempertahankan insentif pembebasan pajak penjualan untuk mobil baru, sebuah kebijakan yang berlaku sejak pandemi. Mobil rakitan lokal bebas pajak 100%, sedangkan mobil impor (CBU) hanya dikenakan pajak setengahnya.

Sebagai perbandingan, pajak tahunan Toyota Avanza di Indonesia bisa mencapai Rp 5 juta, sementara di Malaysia hanya Rp 500 ribu. “Produk yang sama, tapi pajak di Malaysia jauh lebih ringan,” jelas Kukuh Kumara, Sekretaris Umum Gaikindo.

BBM Bersubsidi dan Daya Beli

Harga bahan bakar juga turut berpengaruh. Malaysia memberikan subsidi untuk RON 95, dengan harga tetap RM 2,05 (sekitar Rp 7.879) per liter. Sementara di Indonesia, Pertalite (RON 90) yang disubsidi masih lebih mahal, yakni Rp 10.000 per liter.

Indonesia Masih Unggul Secara Akumulatif

Meski kalah di kuartal kedua, secara keseluruhan penjualan mobil Indonesia pada semester I 2025 masih lebih tinggi—374.740 unit (wholesales) dan 390.467 unit (retail). Sementara Malaysia mencatat 373.636 unit.

Namun, penurunan penjualan di Indonesia menjadi sorotan. Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi, menyebut faktor ekonomi global dan melemahnya daya beli sebagai penyebabnya. “Kondisi dunia tidak baik-baik saja, dan Indonesia juga terdampak,” ujarnya, merujuk pada konflik geopolitik dan kebijakan perdagangan global.

Previous post “Yamaha Fazzio Modifikasi Gaya Skuter Kargo Jepang yang Keren dan Futuristik”
Next post “Dedi Mulyadi Soroti Pembayaran Pajak Motor: Jalan Bagus tapi Pajak Lancar?”