40 Bandara Internasional di Indonesia: Dari Aceh Sampai Papua, Ini Daftar Lengkapnya!

Indonesia terus memperluas konektivitas global dengan menetapkan 40 bandara berstatus internasional. Kebijakan ini tidak hanya memudahkan perjalanan penumpang, tetapi juga mendukung aktivitas perdagangan dan kebutuhan logistik lintas negara. Tidak terbatas di kota-kota besar, bandara internasional kini tersebar hingga wilayah-wilayah strategis di berbagai penjuru Tanah Air.

Daftar 40 Bandara Internasional di Indonesia

Sebanyak 36 bandara masuk dalam daftar resmi berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 37 Tahun 2025, meliputi:

– Bandar Udara Sultan Iskandar Muda, Aceh Besar, Aceh
– Bandar Udara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatra Utara
– Bandar Udara Minangkabau, Padang Pariaman, Sumatra Barat
– Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru, Riau
– Bandar Udara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau
– Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten
– Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, DKI Jakarta
– Bandar Udara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat
– Bandar Udara Kulon Progo, Kulon Progo, DI Yogyakarta
– Bandar Udara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur
– Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali
– Bandar Udara Zainuddin Abdul Madjid, Lombok Tengah, NTB
– Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Balikpapan, Kalimantan Timur
– Bandar Udara Sultan Hasanuddin, Maros, Sulawesi Selatan
– Bandar Udara Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara
– Bandar Udara Sentani, Jayapura, Papua
– Bandar Udara Komodo, Manggarai Barat, NTT
– Bandar Udara S.M. Badaruddin II, Palembang, Sumatra Selatan
– Bandar Udara H.A.S. Hanandjoeddin, Belitung, Bangka Belitung
– Bandar Udara Jenderal Ahmad Yani, Semarang, Jawa Tengah
– Bandar Udara Syamsudin Noor, Banjarbaru, Kalimantan Selatan
– Bandar Udara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat
– Bandar Udara Raja Sisingamangaraja XII, Tapanuli Utara, Sumatra Utara
– Bandar Udara Raja Haji Fisabilillah, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau
– Bandar Udara Radin Inten II, Lampung Selatan, Lampung
– Bandar Udara Adi Soemarmo, Boyolali, Jawa Tengah
– Bandar Udara Banyuwangi, Banyuwangi, Jawa Timur
– Bandar Udara Juwata, Tarakan, Kalimantan Utara
– Bandar Udara El Tari, Kupang, NTT
– Bandar Udara Pattimura, Ambon, Maluku
– Bandar Udara Frans Kaisiepo, Biak Numfor, Papua
– Bandar Udara Mopah, Merauke, Papua Selatan
– Bandar Udara Kediri, Kediri, Jawa Timur
– Bandar Udara Mutiara Sis Al Jufri, Palu, Sulawesi Tengah
– Bandar Udara Domine Eduard Osok, Sorong, Papua Barat Daya
– Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung Pranoto, Samarinda, Kalimantan Timur

Sementara itu, empat bandara lainnya ditetapkan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 38 Tahun 2025, terdiri dari tiga bandara khusus dan satu bandara yang dikelola UPTD:

– Bandar Udara Khusus Sultan Syarief Haroen Setia Negara, Pelalawan, Riau
– Bandar Udara Khusus Weda Bay, Halmahera Tengah, Maluku Utara
– Bandar Udara Khusus IMIP, Morowali, Sulawesi Tengah
– Bandar Udara Bersujud, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan

Menurut Dirjen Perhubungan Udara Lukman F. Laisa, langkah ini merupakan strategi untuk memperkuat posisi Indonesia dalam jaringan penerbangan global. Pemerintah juga memastikan bahwa seluruh bandara memenuhi standar keselamatan, keamanan, dan kenyamanan.

Ke depan, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara akan melakukan evaluasi rutin setiap dua tahun untuk memantau kinerja dan kesiapan bandara. Dengan perluasan akses internasional ini, diharapkan terjadi peningkatan konektivitas ekonomi, termasuk di sektor perdagangan dan pariwisata, yang berkontribusi pada kemajuan nasional.

Previous post “Penang Lebih dari Destinasi Wisata Medis: Temukan Pesona Tersembunyinya!”
Next post “Royalti Lagu di Hotel, Kafe, dan Resto: Benarkah Aturannya Seketat Itu?”