
Mahasiswa 23 Tahun Kena Gagal Ginjal Akhir, Kebiasaan Makan Ini Pemicunya!
Jakarta –
Gaya hidup tidak sehat ternyata membawa dampak serius bagi generasi muda Vietnam. Tak sedikit dari mereka yang kini menghadapi gagal ginjal stadium akhir, tanpa menyadari bahwa kebiasaan sehari-hari menjadi pemicunya.
Salah satu korban adalah Duy, mahasiswa berusia 23 tahun. Ia baru saja menerima diagnosis mengejutkan dari dokter di Rumah Sakit Universitas Kedokteran Hanoi: ginjalnya sudah mencapai stadium akhir dan harus segera menjalani cuci darah.
*”Anda menderita gagal ginjal stadium akhir dan perlu memulai dialisis secepatnya,”* ujar dokter yang merawatnya, seperti dilaporkan VNExpress pada Minggu (17/8/2025).
Duy, yang masih sulit menerima kenyataan, berusaha meyakinkan dr. Nguyen Van Thanh—wakil kepala departemen nefrologi dan urologi—bahwa dirinya masih muda, tidak merokok, dan merasa banyak orang seusianya hidup dengan pola serupa. Namun, dokter itu menjelaskan bahwa kerusakan ginjalnya sudah parah akibat deteksi yang terlambat dan pengobatan yang tidak konsisten.
*”Satu-satunya pilihan sekarang adalah dialisis atau transplantasi,”* tegas dr. Thanh.
Sebenarnya, Duy sudah didiagnosis penyakit ginjal kronis stadium IV setahun lalu. Namun, kesibukan menyiapkan ujian kelulusan membuatnya mengabaikan pemeriksaan rutin dan bahkan berhenti minum obat selama dua bulan. Baru ketika gejala seperti lelah ekstrem dan mual hebat muncul, ia kembali ke rumah sakit—dan terkejut mengetahui kondisinya telah memburuk.
Kini, tiga kali seminggu, Duy terbaring di rumah sakit dengan jarum suntik menancap di pembuluh darahnya, sementara mesin dialisis berdengung di sampingnya. Setiap kali ponselnya berdering dengan undangan nongkrong atau ajakan makan, penyesalan pun menyergap.
Ia mengaku sering mengonsumsi teh susu, minuman bersoda, mi instan pedas, dan gorengan sebagai menu harian. Kebiasaan begadang hingga dini hari juga menjadi rutinitasnya. Meski pernah diperingatkan teman, Duy hanya tertawa dan berkata ingin menikmati masa muda.
*”Seandainya bisa mengulang waktu, aku pasti lebih peduli pada kesehatan. Tapi sekarang, semuanya sudah terlambat,”* ujarnya pilu.
### Kisah Mirip dari Pasien Lain
Hoai, pasien lain berusia 20 tahun, juga tak menyangka dirinya mengidap gagal ginjal stadium akhir. Selama kuliah, ia dikenal sebagai *’deadline queen’* karena kerap begadang menyelesaikan pekerjaan desain grafis.
Hidupnya diisi dengan belajar di siang hari dan bekerja di malam hari, ditemani makanan instan seperti roti, sosis, mi, serta kopi kental. Air putih hanya diminum saat kehausan. *”Tidur itu untuk orang tua,”* begitu prinsipnya.
Namun, tubuhnya mulai memberikan sinyal bahaya: nyeri saat buang air kecil, mual, lemas, insomnia, hingga perubahan indera perasa. Awalnya, Hoai mengira itu gejala stres dan membeli antibiotik sendiri. Ketika kondisinya memburuk, barulah ia memeriksakan diri ke rumah sakit.
Dr. Thanh menyatakan fungsi ginjal Hoai tinggal di bawah 10 persen. Tanpa transplantasi, nyawanya terancam.