Trump Usul Perdamaian Rusia-Ukraina, Saham AS Merosot

Pasar saham Amerika Serikat mencatat kinerja beragam pada penutupan perdagangan Jumat (15/8/2025). Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing tergelincir 0,29% dan 0,40%, sementara Dow Jones Industrial Average (DJI) justru mencatat kenaikan tipis 0,08%.

Dinamika Politik dan Respons Pasar

Pelemehan pasar terjadi bersamaan dengan pertemuan bilateral antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska. Meski pertemuan ini belum menghasilkan kesepakatan untuk mengakhiri perang Ukraina, pasar tampak netral menanggapi hasil perundingan karena tidak ada kebijakan baru yang berdampak signifikan.

Menariknya, pertemuan dengan Presiden Ukraina kini semakin mungkin terjadi pasca-dialog tersebut, membuka peluang baru untuk penyelesaian konflik Rusia-Ukraina yang telah berlangsung tiga tahun.

Faktor Ekonomi yang Diperhatikan Investor

Perhatian pelaku pasar kini lebih tertuju pada data ekonomi AS yang akan memengaruhi kebijakan suku bunga. Pernyataan Mary Daly, Presiden Federal Reserve Bank San Francisco, turut memicu spekulasi. Ia menilai kondisi ekonomi AS memungkinkan dua kali pemotongan suku bunga sebelum akhir tahun.

Meski peluang pemangkasan agresif 50 bps di September dinilai kecil, harapan untuk penurunan 25 bps tetap mengemuka, mengingat pendekatan The Fed yang cenderung hati-hati.

Perkembangan Terkini Konflik Rusia-Ukraina

Presiden Trump disebut telah mendorong percepatan kesepakatan damai dengan Rusia, bahkan menyatakan telah ada titik temu awal mengenai penarikan pasukan dan pembekuan perbatasan. Langkah ini dianggap melompati syarat gencatan senjata yang selama ini diusung Ukraina dan sekutunya.

Sementara itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tiba di Washington bersama para pemimpin Eropa, menegaskan bahwa negosiasi tidak akan melibatkan konsesi teritorial. Di tengah ketidakpastian ini, harga emas melonjak 0,5% ke level US$3.350 per ounce, didorong oleh turunnya imbal hasil obligasi AS dan ekspektasi pelonggaran moneter The Fed.

Rekomendasi Saham Pilihan di Tengah Koreksi Pasar

Meski mayoritas indeks melemah, tiga saham AS berikut dinilai masih menjanjikan potensi kenaikan menurut analisis Alvin Timothy Murthi, Financial Expert Ajaib:

Amazon (AMZN) ditutup di US$231 dengan proyeksi kenaikan 5,62%. Saham ini berpeluang melanjutkan rally jika berhasil menembus level supply US$239 dengan volume kuat. Target jangka pendek: US$239-244, dengan stop loss US$221,5. Dukungan indikator MACD dan stochastic memperkuat sinyal bullish.

Eli Lilly (LLY) menarik perhatian setelah breakout di US$690. Dengan harga terkini sekitar US$700, saham farmasi ini berpotensi naik 10,71% menuju US$775. Stop loss ideal di US$670, dengan konfirmasi breakout yang membuka ruang penguatan.

UnitedHealth Group (UNH) diperdagangkan di US$304,18 dengan potensi kenaikan 7,20%. Saham ini menunjukkan rebound dengan konfirmasi tren bullish dari MACD, meski Stochastic RSI menunjukkan kondisi overbought. Kabar masuknya Berkshire Hathaway sebagai pemegang saham turut mendorong optimisme. Target harga: US$326,1 dengan stop loss US$292,5.

ukraina
rusia
trump
pasar saham

Previous post Kedutan Mata Bisa Jadi Gejala Stroke? Ini Fakta Medis yang Perlu Diketahui
Next post Jerman Mendesak AS Kurangi Tarif Impor Mobil Eropa untuk Tingkatkan Kerja Sama