Turis Asing Pakai Bikini di Pemandian Rinjani Bikin Heboh Netizen!

Jakarta –
Aksi sejumlah turis asing yang berendam di pemandian Aiq Kalak, kaki Gunung Rinjani, dengan mengenakan bikini memicu kontroversi. Netizen menilai tindakan tersebut tidak pantas dan dianggap melanggar nilai kesakralan Rinjani dalam adat masyarakat Lombok.

Video yang memperlihatkan momen tersebut sempat viral setelah diunggah oleh akun Instagram @rinjaniindonesia. Berbagai tanggapan bermunculan, dengan banyak warganet yang mengkritik sikap para wisatawan asing itu.

“Sebaiknya pemerintah membuat aturan ketat terkait pakaian yang lebih sopan. Ini penting untuk menjaga budaya dan membentuk karakter generasi muda ke depan,” tulis akun @arang_indococobrix, seperti dikutip detikbali.

“Mereka seharusnya tidak berpakaian seperti itu di tempat umum. Pihak berwenang perlu mengingatkan bahwa di Indonesia, hal seperti itu tidak pantas,” komentar @nikeviviliyanti.

“Pemerintah setempat harus tegas membuat aturan agar wisatawan menghormati adat istiadat lokal. Jangan sampai budaya kita tergerus karena kebebasan yang tidak terkendali,” tambah @zamaludin_28.

### Peran Pemandu dan Agen Perjalanan

Ketua Asosiasi Tour Organizer Senaru (Atos), Munawir, turut menyayangkan insiden tersebut. Menurutnya, pemandu atau agen perjalanan seharusnya memberikan pengarahan kepada wisatawan agar mengenakan pakaian yang sopan saat beraktivitas di pemandian.

“Dalam sesi briefing, seharusnya tamu diingatkan untuk berpakaian pantas,” ujar Munawir saat dihubungi detikBali, Selasa (19/8).

Meski tidak ada aturan tertulis tentang pakaian pengunjung di pemandian air panas, Munawir menekankan pentingnya menghormati etika dan budaya setempat, terutama di kawasan Gunung Rinjani.

“Tidak ada aturan khusus, tapi kami selalu menekankan agar tidak mengenakan pakaian terbuka karena dianggap tidak sopan. Mereka juga harus memahami adat masyarakat Lombok,” jelasnya.

Munawir juga menyoroti maraknya pemandu dan agen perjalanan baru yang kurang berpengalaman. Menurutnya, hal ini sering menyebabkan kurangnya pemahaman wisatawan tentang tata krama selama mendaki Rinjani.

*

Selengkapnya klik di [sini.](https://www.dapetblog.com/category/tech-news/)

Previous post Desa Kincir Angin Belanda Akan Kenakan Biaya Masuk, Timbulkan Pro dan Kontra
Next post Cut Tari Bangga, Putrinya Sydney Debut Akting dengan Gemilang