
Bos LPS Ungkap Rahasia RI Untung Besar dari Perang Dagang Global
Jakarta –
Perang dagang global yang sedang berlangsung dinilai membawa keuntungan bagi Indonesia. Purbaya Yudhi Sadewa, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), mengungkapkan bahwa kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump justru memberikan peluang positif bagi Indonesia.
Tarif impor produk Indonesia ke AS saat ini sebesar 19%, angka yang dianggap sangat kompetitif dibandingkan dengan negara-negara pesaing. Vietnam, misalnya, dikenakan tarif lebih tinggi, yakni 20%. “Jika dilihat lebih dalam, perang dagang ini justru menguntungkan kita. Setelah negosiasi, Vietnam dapat tarif 20%, kita 19%, sementara China dan lainnya lebih tinggi. Padahal, kita bersaing langsung dengan mereka. Jadi, kita diuntungkan, bahkan lebih besar dibanding Vietnam,” jelas Purbaya dalam acara LPS Financial Festival 2025, Rabu (20/8/2025).
Selain itu, produk-produk AS yang masuk ke Indonesia juga tidak akan membahayakan pasar domestik. Pasalnya, barang-barang impor dari AS umumnya berupa produk *high-tech*, sementara industri lokal lebih berfokus pada barang *medium* hingga *low-tech*. “Barang mereka tidak bersaing dengan produk kita. Justru kita diuntungkan karena bisa mendapatkan barang *high-tech* dengan harga lebih murah, terutama jika lebih kompetitif dibanding produk China. Jadi, dari sisi global maupun domestik, kita tetap diuntungkan,” tambahnya.
Sebagai informasi, tarif ekspor Indonesia ke AS sebelumnya mencapai 32%, namun berhasil turun menjadi 19% setelah Presiden Prabowo Subianto melakukan negosiasi langsung dengan Donald Trump. Beberapa negara ASEAN seperti Malaysia, Kamboja, Filipina, dan Thailand mendapat tarif yang sama dengan Indonesia. Sementara itu, Vietnam dikenakan tarif 20%, dan Laos serta Myanmar bahkan menghadapi tarif lebih tinggi, yakni 40%.