
BP Taskin dan Pemda Bersinergi Percepat Pengentasan Kemiskinan di Cirebon Raya
Jakarta –
Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) menggandeng pemerintah daerah dan sektor swasta untuk meluncurkan program Aglomerasi Percepatan Pengentasan Kemiskinan. Kolaborasi ini diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang fokus pada pengurangan kemiskinan di kawasan aglomerasi Cirebon Raya.
Sinergi Multipihak untuk Transformasi Ekonomi
Kepala BP Taskin, Budiman Sudjatmiko, menjelaskan bahwa kerja sama ini dirancang untuk memaksimalkan pemanfaatan program, infrastruktur, dan sumber daya guna meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurutnya, pendekatan holistik dan kolaboratif ini menjadi solusi untuk mengatasi persoalan kemiskinan yang multidimensi.
*”Dengan dukungan dari pemerintah daerah dan pelaku usaha, program ini diharapkan bisa mempercepat perubahan sosial-ekonomi secara signifikan,”* ujar Budiman dalam pernyataannya, Kamis (21/8/2025).
*”MoU ini adalah langkah nyata untuk mengatasi kemiskinan struktural lewat pemberdayaan ekonomi lokal. Koperasi, sebagai tulang punggung ekonomi kerakyatan, akan menjadi penggerak utama transformasi sektor pertanian dan energi berkelanjutan,”* tambahnya.
Target Pengentasan Kemiskinan 2029
Program ini melibatkan lima wilayah: Cirebon, Indramayu, Kuningan, Brebes, dan Kota Cirebon. Budiman menargetkan penurunan angka kemiskinan ekstrem hingga 0% dan kemiskinan relatif di kisaran 4,5–5% pada 2029.
Berbagai inisiatif akan dijalankan, mulai dari pelatihan keterampilan, penguatan ekonomi lokal, hingga perluasan akses layanan dasar. BP Taskin yakin, keberhasilan program di Cirebon Raya dapat menjadi model bagi daerah lain.
*”Kolaborasi ini membuktikan bahwa sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat mampu menciptakan sistem bisnis berkeadilan untuk percepatan pengentasan kemiskinan,”* tegas Budiman.
Dukungan Teknologi dan Rantai Pasok Terintegrasi
Melalui skema *Closed-Loop Supply Chain (SCLSC)*, BP Taskin berfokus pada:
– Modernisasi pertanian berbasis teknologi dan mekanisasi,
– Peningkatan produktivitas petani lokal,
– Pengembangan rantai pasok terpadu berbasis koperasi,
– Inovasi material untuk transisi energi terbarukan,
– Penciptaan lapangan kerja berkelanjutan.
Budiman berharap langkah ini mendorong ekonomi lokal yang inklusif dan tangguh menghadapi tantangan global. Kawasan Cirebon Raya akan dikembangkan sebagai pusat produksi pangan dan energi berbasis sumber daya lokal, sekaligus percontohan transformasi ekonomi berbasis koperasi dan teknologi.
Dukungan Penuh Pemerintah Daerah
Walikota Cirebon Effendi Edo menyatakan komitmennya mendukung program ini dengan mengintegrasikan kebijakan dan sumber daya daerah.
*”Ini adalah upaya strategis agar seluruh masyarakat merasakan manfaat pembangunan. Dukungan teknologi dan rantai pasok terintegrasi akan membawa kemajuan jangka panjang bagi Cirebon Raya,”* kata Effendi.
*”Kami yakin skema ini akan memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi inklusif di wilayah kami,”* pungkasnya.