
3 Tanda Menjelang Ajal yang Muncul 24 Jam Sebelumnya – Waspadai Sejak Dini!
Jakarta –
Bayangkan jika seseorang bisa mengenali isyarat bahwa waktu mereka di dunia tinggal 24 jam lagi. Momen ini tentu menjadi salah satu pengalaman paling mengharukan dalam hidup.
Menurut laporan *Times of India*, tanda-tanda menjelang kematian sering muncul seiring dengan melemahnya fungsi tubuh secara alami. Bagi keluarga atau orang terkasih, memahami tanda-tanda ini bisa membantu menciptakan suasana tenang di detik-detik terakhir.
Penelitian dari *Hospice Foundation of America* dan *National Cancer Institute* mengungkap beberapa gejala yang kerap muncul sebelum kematian. Berikut penjelasannya.
### 1. Pola Pernapasan Tidak Teratur
Di jam-jam terakhir, ritme napas seseorang bisa berubah menjadi tidak stabil, pendek, atau sangat lemah. Salah satu pola yang sering terjadi adalah *respirasi Cheyne-Stokes*, yaitu tarikan napas dalam yang tiba-tiba berganti dengan jeda tanpa bernapas (*apnea*).
Meski terlihat mengkhawatirkan, kondisi ini adalah bagian alami dari proses penurunan fungsi tubuh dan umumnya tidak menyakitkan bagi orang yang sedang menghadapi ajal. Perubahan ini terjadi karena otak tidak lagi mampu mengatur pernapasan secara normal.
### 2. Perubahan Pada Kulit
Ketika detak jantung melambat dan sirkulasi darah menurun, tubuh akan mengalirkan darah lebih banyak ke organ-organ vital. Akibatnya, kulit bisa menunjukkan bercak-bercak atau warna tidak merata seperti marmer, biasanya dimulai dari kaki, tangan, atau lutut. Suhu kulit juga akan menurun, terutama di area tangan dan kaki.
Selain itu, bibir, kuku, dan jari kaki mungkin berubah warna menjadi kebiruan atau keunguan akibat kurangnya pasokan oksigen dalam tubuh.
### 3. Responsivitas Berkurang
Mendekati kematian, seseorang cenderung tidak lagi merespons rangsangan dari luar. Mereka mungkin berhenti berbicara atau tidak menanggapi suara orang di sekitarnya.
*National Cancer Institute* menyebutkan, orang yang akan meninggal sering kali menarik diri dari lingkungannya. Hal ini terjadi karena tubuh dan pikiran mulai fokus pada proses internal menjelang akhir hayat.