
Mitos yang Menyesatkan atau Fakta Medis?
Jakarta –
Suasana di sekitar Gedung DPR/MPR Senayan, Jakarta, kembali memanas pada Kamis (28/8/2025) seiring dengan aksi demonstrasi yang digelar mahasiswa. Aksi ini menyusul protes sebelumnya yang dilakukan oleh buruh. Para mahasiswa datang dengan membawa berbagai atribut, menyuarakan kekecewaan terhadap kinerja anggota DPR, termasuk kebijakan pemberian tunjangan perumahan senilai Rp 50 juta per bulan.
Namun, situasi berubah ricuh sekitar pukul 15.30 WIB. Bentrokan antara mahasiswa dan aparat keamanan terjadi, memicu polisi untuk menembakkan gas air mata guna membubarkan kerumunan. Massa pun terpaksa mundur hingga ke kawasan Jalan Gerbang Pemuda, dekat Stadion Gelora Bung Karno.
*”Awalnya demo soal tunjangan DPR, tapi akhirnya jadi rusuh,”* ungkap seorang mahasiswa yang berusaha menjauh saat kericuhan meledak.
Di tengah aksi tersebut, viral di media sosial video yang memperlihatkan beberapa peserta demo mengoleskan pasta gigi di wajah. Mereka percaya hal itu bisa mengurangi efek pedih akibat gas air mata.
### Benarkah Pasta Gigi Ampuh?
Menurut dr. Wisnu Pramudito D. Pusponegoro, SpB, dari Perhimpunan Dokter Emergency Indonesia, anggapan tersebut keliru. Pasta gigi tidak memiliki efek perlindungan terhadap gas air mata.
*”Odol sebenarnya tidak berpengaruh. Gas air mata bekerja karena terhirup, bukan karena kontak dengan mata. Efeknya memicu produksi air mata berlebihan,”* jelasnya.
Gas air mata menimbulkan gejala seperti mata perih, keluarnya air mata terus-menerus, hingga sensasi terbakar di saluran pernapasan. Gejala ini tidak bisa dinetralisir hanya dengan pasta gigi.
Pernyataan serupa disampaikan Fu’umori, anggota kepolisian yang berpengalaman menangani kerusuhan. Ia menegaskan, pasta gigi hanya merangsang keluarnya air mata, bukan melindungi dari paparan gas air mata.
*”Odol cuma bikin air mata keluar, bukan mencegah efek gasnya. Kena gas ya tetap terasa,”* ujarnya.
Fu’umori menjelaskan, gas air mata mengandung partikel seperti bubuk merica yang memicu iritasi. Reaksi alami tubuh adalah mengeluarkan air mata untuk membersihkan partikel tersebut.
*”Jangan dikucek, biarkan air mata keluar. Kalau dikasih air justru makin perih. Diamkan saja,”* tambahnya.
Sementara itu, Dra. Ani Setyopratiwi, M.Si., pakar kimia dari Universitas Gadjah Mada, menjelaskan bahwa pasta gigi mengandung emulsi yang bisa berinteraksi dengan gas air mata. Namun, efektivitasnya sangat terbatas.
*”Pasta gigi baru mungkin masih homogen, tapi jika sudah tercampur air, emulsi rusak dan tidak efektif,”* paparnya.
Alih-alih pasta gigi, Dra. Ani merekomendasikan penggunaan larutan air garam untuk meredakan iritasi. Namun, cara terbaik tetap menghindari paparan gas air mata.
Jika terkena di dalam ruangan, segera cari udara segar. Bila di luar, menjauhlah dari sumber gas dan cari tempat lebih tinggi karena uapnya cenderung menyebar ke bawah.