Mengapa Seks Terasa Nikmat? Temukan Fakta Ilmiah di Balik Kenikmatannya

Jakarta –
Bagi banyak orang, hubungan seksual bukan sekadar urusan keintiman atau reproduksi. Aktivitas ini juga dinilai menyenangkan karena memberikan sensasi nikmat. Lantas, apa yang sebenarnya terjadi dalam tubuh sehingga seks terasa begitu memuaskan?

Menurut laporan *Medical News Today*, kenikmatan saat berhubungan intim berasal dari reaksi kimia di otak dan peningkatan sensitivitas indera. Proses seksual memicu perubahan fisik yang mengaktifkan senyawa kimia otak, menghasilkan pengalaman yang intens.

Pada tahun 1960-an, dua peneliti seks ternama, William Masters dan Virginia Johnson, berhasil mengidentifikasi empat tahap respons seksual manusia. Setiap fase memiliki pengaruh unik terhadap tubuh.

### 1. Fase Hasrat
Di tahap awal ini, aliran darah meningkat ke area sensitif seperti penis, vagina, panggul, vulva, dan klitoris. Hal ini membuat saraf di daerah tersebut lebih peka terhadap rangsangan.

Pembuluh darah yang terisi juga memproduksi cairan pelumas alami (*transudat*) di vagina. Otot-otot tubuh mulai mengencang, sementara beberapa orang mungkin mengalami napas lebih cepat atau kulit memerah akibat peningkatan sirkulasi darah.

### 2. Fase Plateau
Plateau adalah tahap di mana gairah dan ketegangan seksual terus meningkat setelah fase awal, sebelum akhirnya mencapai puncak (*orgasme*).

Pada fase ini, sensitivitas di area genital—seperti vagina, penis, dan klitoris—semakin tinggi. Namun, tingkat rangsangan bisa berbeda-beda pada setiap individu.

### 3. Fase Orgasme
Orgasme menjadi klimaks dari siklus seksual. Tahap ini ditandai dengan relaksasi otot setelah serangkaian kontraksi. Meski umumnya hanya berlangsung beberapa detik, sebagian orang mungkin mengalaminya lebih lama. Sensasi yang dirasakan pun sangat intens.

### 4. Fase Resolusi
Setelah mencapai puncak, tubuh secara perlahan kembali ke kondisi normal. Hormon endorfin yang dilepaskan ke aliran darah menciptakan perasaan bahagia, rileks, atau bahkan mengantuk.

Beberapa wanita masih bisa merasakan sensitivitas tinggi di fase ini, memungkinkan mereka untuk mencapai orgasme berulang. Sementara pria biasanya membutuhkan waktu pemulihan lebih lama.

Perlu diingat, orgasme bukanlah tujuan mutlak dalam berhubungan intim. Saat otak melepaskan endorfin, tubuh dan pikiran merasakan kepuasan alami yang menciptakan kebahagiaan.

*Simak Video “Mandi Air Dingin Disebut Bisa Redakan Ereksi Tanpa Orgasme”*
[Gambas:Video 20detik]

Previous post Warren Buffett Ungkap Rahasia Panjang Umur dan Kebugarannya di Usia 95 Tahun
Next post Nafa Urbach Dikritik NasDem Atas Ucapan Kontroversial yang Diduga Menyinggung Rakyat