“ChatGPT untuk Cek Gejala Penyakit? Dokter dan Kemenkes RI Beri Peringatan Penting Ini!”

Kecerdasan buatan (AI) seperti ChatGPT semakin populer sebagai alat diagnosis kesehatan mandiri. Namun, ketergantungan berlebihan pada teknologi ini tanpa konsultasi dokter dapat berisiko tinggi, terutama jika informasi yang diberikan ternyata keliru.

Waspadai Bias Algoritma dalam Diagnosis AI

Dr. Iwan Dakota, Direktur Utama RSJPD Harapan Kita, mengingatkan bahwa penggunaan AI di bidang kesehatan memerlukan kehati-hatian. Sistem kecerdasan buatan sangat bergantung pada data pelatihan yang dimilikinya. Jika data tersebut didominasi informasi kesehatan populasi Barat, hasil diagnosis mungkin tidak relevan untuk pasien Indonesia.

Peran Dokter Tetap Krusial

Menurut dr. Iwan, AI hanyalah alat bantu yang tidak bisa menggantikan analisis dokter. “Keputusan akhir tetap berada di tangan dokter yang mempertimbangkan berbagai faktor klinis,” tegasnya dalam pertemuan di Jakarta Selatan. Proses diagnosis memerlukan evaluasi menyeluruh yang melampaui sekadar jawaban instan dari sistem komputer.

Bahaya Salah Diagnosis dari AI

Kesalahan interpretasi informasi kesehatan dari AI bisa berakibat fatal. Pasien yang menerima diagnosis keliru mungkin akan mengabaikan gejala serius, sehingga baru berobat ketika penyakit sudah mencapai stadium lanjut. “Kondisi ini jelas sangat membahayakan nyawa pasien,” tambah dr. Iwan.

Staf Ahli Kemenkes Setiaji juga menekankan keterbatasan ChatGPT karena minimnya data kesehatan lokal. “Database yang tersedia saat ini mayoritas berasal dari luar negeri,” ujarnya. Hal ini membuat rekomendasi kesehatan yang diberikan belum tentu sesuai dengan kondisi riil masyarakat Indonesia.

Para ahli sepakat bahwa AI berfungsi sebagai mitra dalam proses diagnosis, bukan pengganti tenaga medis profesional. Teknologi ini dapat membantu mengarahkan terapi, tetapi keputusan akhir harus tetap melibatkan pertimbangan dokter.

Previous post Penumpang Kelas Bisnis Murka! Makanan Berjamur Meski Sudah Bayar Mahal
Next post “Gabungan Lab TNI AD, AL, dan AU Wujudkan Farmasi Pertahanan Negara dengan Produksi Obat Murah”