5 Ciri-ciri Turun Berok yang Sering Diabaikan: Kenali Sebelum Terlambat!

Hernia: Ketika Organ Tubuh “Kabur” dari Tempatnya

Hernia, atau yang sering disebut turun berok, adalah kondisi di mana organ dalam tubuh terdorong keluar melalui celah atau kelemahan pada otot dan jaringan penyangganya. Umumnya, kasus ini terjadi di area perut, di mana organ dalam mendesak keluar melalui dinding rongga perut yang melemah.

Menurut Cleveland Clinic, hernia bisa muncul di berbagai lokasi, seperti di bawah dada (menembus diafragma), area selangkangan (melalui dinding perut bawah), garis tengah perut, atau bahkan di bekas luka operasi. Meski ada banyak jenis hernia, hernia inguinalis adalah yang paling sering ditemukan—menyumbang sekitar 75% dari seluruh kasus. Kondisi ini terjadi ketika sebagian usus terdorong masuk ke dalam kanalis inguinalis, saluran di dekat selangkangan.

Selain itu, ada pula hernia femoralis (lebih jarang terjadi di selangkangan), hernia hiatus (di diafragma), dan hernia insisional (muncul di bekas sayatan operasi).

Gejala yang Perlu Diwaspadai

Meski tidak selalu berbahaya, hernia bisa menjadi masalah serius jika jaringan yang menonjol terjebak dan tidak bisa kembali ke posisi semula. Kondisi ini dapat menimbulkan nyeri bahkan memicu nekrosis (kematian jaringan) akibat terhambatnya aliran darah. Karena cenderung memburuk seiring waktu, banyak kasus hernia akhirnya memerlukan tindakan operasi.

Tidak semua hernia menunjukkan gejala, dan tanda-tandanya bisa berbeda tergantung jenisnya. Salah satu ciri khasnya adalah munculnya benjolan yang kadang hilang dan timbul saat beraktivitas. Penderita mungkin merasakan tekanan, nyeri tumpul, atau sensasi seperti terjepit, terutama saat mengejan, mengangkat beban, batuk, atau tertawa.

Pada bayi, hernia bisa terlihat saat mereka menangis atau buang air besar. Jika gejala terus berlanjut, kemungkinan besar itu adalah hernia.

Meski gejala umumnya serupa pada pria dan wanita, ada sedikit perbedaan. Misalnya, hernia di selangkangan bisa menyebabkan pembengkakan pada skrotum (kantung testis) pada pria. Sementara itu, hernia femoralis lebih sering dialami wanita dan kadang hanya menimbulkan nyeri tanpa benjolan yang terlihat.

Faktor Pemicu Hernia

Hernia terjadi ketika ada kelemahan atau celah pada otot, memungkinkan organ atau jaringan lain keluar dari posisi normalnya. Kelemahan ini bisa bawaan sejak lahir atau berkembang seiring waktu.

Beberapa pemicu utamanya meliputi:

– Aktivitas fisik berat, seperti mengangkat beban atau berdiri terlalu lama.
– Batuk kronis atau alergi yang menyebabkan sering bersin.
– Sembelit berkepanjangan, membuat seseorang sering mengejan saat buang air.
– Riwayat operasi di area perut atau panggul.
– Kehamilan, terutama jika terjadi berulang kali.
– Obesitas (indeks massa tubuh di atas 30).

Anak-anak juga bisa mengalami hernia bawaan, terutama jika:

– Lahir prematur.
– Mengidap fibrosis kistik atau kelainan jaringan ikat.
– Memiliki displasia pinggul bawaan.
– Mengalami testis tidak turun (undescended testicles).
– Memiliki gangguan pada sistem reproduksi atau saluran kemih.

Previous post Justin Timberlake Idap Penyakit Lyme – Kenali Gejala & Fakta Menariknya!
Next post Polisi Panggil Saksi Kasus Dugaan Ancaman DJ Panda terhadap Erika Carlina