
Negara-negara Afrika Beralih ke China Usai Dihantam Tarif Tinggi Trump
Amerika Serikat Kenakan Tarif Tinggi ke Afrika, China Siap Manfaatkan Peluang
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, memberlakukan tarif impor yang cukup besar terhadap sejumlah negara di Afrika. Kebijakan ini justru dinilai memberikan keuntungan bagi China, salah satu rival utama AS di kancah global.
Tarif Berat untuk Negara-Negara Afrika
Berdasarkan data yang dirilis Gedung Putih pada Kamis (31/7/2025), empat negara—Libya, Afrika Selatan, Aljazair, dan Tunisia—dikenakan tarif hingga 25-30%. Sementara itu, 18 negara lainnya di benua itu menghadapi tarif sebesar 15%. Kebijakan ini pertama kali diumumkan pada April 2025, dengan alasan sebagai bentuk “timbal balik” terhadap negara-negara yang dianggap memiliki defisit perdagangan dengan AS.
China Tawarkan Solusi Tanpa Tarif
Di tengah ketegangan perdagangan ini, China justru melihat peluang besar. Negeri Tirai Bambu telah lama menjalin hubungan erat dengan Afrika dan kini menawarkan pembebasan biaya impor bagi mitra dagangnya di benua tersebut. “Ini momen tepat bagi Afrika untuk memperkuat perdagangan Selatan-Selatan,” ujar Neo Letswalo, seorang peneliti asal Afrika Selatan, kepada CNN.
AS Kehilangan Pengaruh, China Makin Kuat
Letswalo menilai kebijakan tarif Trump semakin memperlemah posisi AS sebagai pemimpin global. “Negara-negara kini semakin sedikit bergantung pada Amerika, sementara China muncul sebagai alternatif yang kuat,” jelasnya. Sebelum tarif diberlakukan, AS gagal mencapai kesepakatan perdagangan dengan negara-negara Afrika, meskipun ada upaya dari pihak Afrika untuk menghindarinya. Kegagalan ini, menurut Letswalo, membuka jalan bagi China untuk memperluas pengaruhnya.
Dampak Tarif pada Ekonomi Afrika
Tarif ini dikhawatirkan memperburuk kondisi ekonomi Afrika, terutama di sektor ketenagakerjaan. “Jika perusahaan-perusahaan memutuskan hengkang dari Afrika Selatan, tingkat pengangguran yang sudah tinggi bisa semakin parah,” ungkap Letswalo. Namun, ia juga mengingatkan bahwa beralih sepenuhnya ke China bukan tanpa risiko.
Peringatan Soal Ketergantungan pada China
“Bergantung pada China bisa berbahaya, terutama bagi industri-industri baru di Afrika,” kata Letswalo. “Tanpa perlindungan yang memadai, produk-produk China yang murah bisa membanjiri pasar lokal dan mematikan persaingan.” Dengan demikian, negara-negara Afrika dihadapkan pada pilihan sulit di tengah persaingan dua raksasa ekonomi dunia.