Anak Sekolah Paling Rentan Kecacingan, Kenali 5 Tanda Awal yang Harus Diwaspadai

Jakarta –
Kasus kematian seorang balita di Sukabumi, Jawa Barat, akibat infeksi cacingan baru-baru ini menyedot perhatian publik. Penyakit yang kerap dianggap remeh ini kini menjadi sorotan, mengingat dampaknya yang serius, terutama pada anak-anak.

Cacing gelang (*Ascaris lumbricoides*) merupakan jenis parasit yang paling sering menginfeksi manusia, baik di Indonesia maupun secara global. Sekitar 80% kasus terjadi pada anak usia sekolah, yakni 5-10 tahun.

*”Mengapa demikian? Karena anak-anak seusia ini sangat aktif bermain di tanah dan lingkungan luar. Sayangnya, pemahaman mereka tentang kebersihan dan kesehatan belum maksimal, sehingga rentan terinfeksi,”* jelas dr. Riyadi, SpA, Subs IPT(K), MKes, dari Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik IDAI, dalam temu media yang digelar Jumat (22/8/2025).

Kelompok usia kedua yang paling sering terkena adalah anak pra-sekolah (2-5 tahun). Pada usia ini, anak sudah mulai banyak bergerak dan bermain di luar rumah.

*”Orang tua perlu diedukasi, karena anak-anak kecil sering kali tidak sadar ketika memegang tanah atau benda kotor, bahkan menganggapnya sebagai mainan,”* tambahnya.

Diperkirakan, seperdelapan populasi dunia terinfeksi cacing gelang. Parasit ini berkembang biak dengan baik di daerah beriklim hangat dan lembap, seperti Indonesia. Cacing dewasa dapat hidup di dalam tubuh manusia hingga dua tahun.

*”Cacing dewasa biasanya tinggal di usus halus. Ukurannya bisa mencapai 30 cm untuk yang jantan. Jika tidak diobati, satu cacing bisa menghasilkan 200 ribu telur. Bayangkan jika satu anak terinfeksi cacing hingga 1-2 kg,”* ungkap dr. Riyadi.

Infeksi terjadi melalui telur atau larva yang tertelan, bukan cacing dewasa. Proses perkembangan dari telur menjadi cacing dewasa memakan waktu sekitar 2-3 bulan.

*”Artinya, jika seorang anak sudah ditemukan memiliki cacing dewasa, berarti infeksi sudah terjadi minimal tiga bulan sebelumnya,”* jelasnya.

### Apa Saja Gejala Cacingan?

Pada fase larva, infeksi dapat menimbulkan gejala seperti batuk-batuk, mirip infeksi paru tetapi bukan TBC. Sementara cacing dewasa yang hidup di saluran pencernaan biasanya menyebabkan gejala seperti mual, nafsu makan menurun, dan susah buang air besar.

*”Jika infeksi sudah kronis, bisa berdampak pada stunting. Cacing juga bisa bermigrasi ke usus buntu atau saluran empedu, bahkan keluar melalui anus, hidung, atau mulut,”* papar dr. Riyadi.

*”Perlu diingat, keluarnya cacing dari tubuh bukan pertanda infeksi yang ganas, melainkan indikasi jumlah cacing sudah sangat banyak dan sudah mencapai fase dewasa,”* tegasnya.

Simak Video “Mengenal *Ascaris Lumbricoides*, Cacing Gelang yang Menginfeksi Raya”
[Gambas:Video 20detik]

Previous post Kenali 5 Ciri Luka Diabetes Basah di Kaki dan Langkah Tepat Mengatasinya
Next post Kim Jong Un Anugerahkan Penghargaan untuk Prajurit Korut yang Bertempur di Ukraina