
Bahaya Radioaktif Cs-137 dalam Udang Beku RI: Fakta dan Dampaknya
Jakarta –
Udang beku asal Indonesia yang diekspor ke Amerika Serikat (AS) diduga terkontaminasi zat radioaktif cesium-137 (Cs-137). Produk tersebut diimpor oleh PT Bahari Makmur Sejati, atau dikenal sebagai BMS Foods. Menanggapi temuan ini, Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) telah memeriksa udang beku lain dari perusahaan yang sama yang diimpor sebelum kasus ini terungkap. Meski produk-produk sebelumnya tidak menunjukkan hasil positif terkontaminasi, FDA tetap menyarankan konsumen untuk tidak mengonsumsinya dan meminta pengecer menariknya dari pasaran.
### Apa Itu Cesium-137 (Cs-137)?
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), Cs-137 adalah zat radioaktif hasil fisi nuklir yang digunakan dalam peralatan medis dan industri. Zat ini juga muncul sebagai produk sampingan dari reaktor nuklir dan uji coba senjata nuklir.
Sejumlah kecil Cs-137 tersebar di lingkungan akibat uji coba nuklir pada 1950-an dan 1960-an, serta kecelakaan seperti tragedi Chernobyl pada 1986. Dalam skala terbatas, Cs-137 dimanfaatkan untuk:
– Kalibrasi alat pendeteksi radiasi, seperti penghitung Geiger-Muller.
– Terapi kanker dan sterilisasi peralatan medis.
– Pengukur aliran cairan dalam pipa industri.
– Alat ukur ketebalan material seperti kertas, film, atau logam.
### Dampak Bahaya Cs-137
Paparan eksternal Cs-137 dosis tinggi dapat memicu luka bakar, penyakit radiasi akut, hingga kematian. Sementara itu, paparan internal melalui konsumsi atau inhalasi berisiko menyebabkan kanker karena radiasi gamma dan partikel beta yang merusak jaringan lunak, terutama otot.
### Asal Usul Kontaminasi pada Udang
Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) bersama Kementerian Kelautan dan Perikanan serta Kementerian Lingkungan Hidup melakukan investigasi di pabrik PT BMS. Hasilnya, terdeteksi kontaminasi Cs-137 di area produksi udang beku tersebut.
Penyelidikan lebih lanjut mengungkap paparan radiasi signifikan di lokasi pengumpulan besi bekas dekat pabrik. Diduga, material logam di tempat itu mengandung Cs-137. Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menyatakan, sumber kontaminasi kemungkinan berasal dari aktivitas peleburan baja di sekitar pabrik.
*”Ada indikasi peleburan besi dan baja yang mengandung radioaktif. Saat ini sedang ditangani,”* jelas Hanif kepada *detikFinance* (1/9/2025).