
Beras Satu Harga Segera Diterapkan, Harga Lebih Terjangkau untuk Semua!
Pemerintah sedang mempersiapkan perubahan kebijakan terkait Harga Eceran Tertinggi (HET) beras, sejalan dengan rencana penyederhanaan klasifikasi kualitas beras di pasaran. Rencana ini menghilangkan pembedaan antara beras medium dan premium, menggantinya dengan satu standar harga acuan tunggal.
Penetapan Harga Acuan Baru
Arief Prasetyo Adi, Kepala Badan Pangan Nasional, mengungkapkan bahwa pemerintah akan menetapkan batas harga maksimum untuk beras tanpa membedakan kualitas sebelumnya. “Nantinya hanya ada satu HET maksimum, tidak lagi terpisah antara medium dan premium,” jelasnya dalam pertemuan di Jakarta Pusat.
Standar Kualitas yang Disempurnakan
Pemerintah juga akan menyusun regulasi baru tentang standar mutu beras, termasuk ketentuan kadar patahan (broken rice). Meskipun kadar air tetap ditetapkan seragam sebesar 14%, parameter kualitas lain akan diperketat. “Spesifikasi beras harus memenuhi standar yang lebih baik,” tambah Arief.
Perkiraan Harga dan Zonasi Wilayah
HET baru diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan harga beras premium sebelumnya, karena kemungkinan menggunakan nilai tengah antara harga medium dan premium. Selain itu, akan diterapkan sistem zonasi harga berdasarkan karakteristik wilayah.
“Pembagian zona akan mempertimbangkan status daerah sebagai sentra produksi atau bukan, serta faktor jarak distribusi. Daerah terpencil cenderung memiliki harga lebih tinggi,” papar Arief mengenai mekanisme penetapan harga.
Penyederhanaan Klasifikasi Beras
Kebijakan ini merupakan implementasi dari rencana penghapusan kategori beras premium dan medium. Menko Pangan Zulkifli Hasan menegaskan akan ada satu standar mutu beras dengan satu harga patokan tertinggi.
“Ke depan hanya ada satu jenis beras tanpa klasifikasi khusus. Cukup disebut beras saja,” tegas Zulkifli dalam konferensi pers. Keputusan ini diambil setelah rapat koordinasi dengan berbagai instansi terkait, termasuk Kementerian Pertanian, Kepolisian, dan Kejaksaan Agung, menyusul temuan kasus beras oplosan di pasaran.