Cara Cerdas Pakai AI untuk Merencanakan Liburan Hemat Tanpa Boros

Jakarta –
Kecerdasan buatan (AI) semakin banyak dimanfaatkan untuk merencanakan liburan, namun wisatawan tetap perlu berhati-hati agar tidak terjebak risiko. Survei terbaru dari Kaspersky mengungkap, meski hanya 28% responden yang memercayakan sepenuhnya perencanaan perjalanan pada AI, mayoritas (96%) merasa puas dengan hasilnya. Bahkan, 84% berencana memakai layanan serupa di masa depan.

Penelitian ini digelar oleh Kaspersky bersama Toluna pada pertengahan 2025, melibatkan 3.000 partisipan dari 15 negara, termasuk Indonesia, Jerman, India, dan Meksiko. Tujuannya adalah mengukur sejauh mana masyarakat mengandalkan AI dalam menyusun itinerary liburan.

Dominasi AI untuk Riset, Bukan Pemesanan

Hasilnya, 72% pengguna internet aktif telah memanfaatkan AI, terutama untuk keperluan riset (76%). Posisi berikutnya diduduki oleh aktivitas kerja (45%) dan belajar (40%). Sementara itu, perencanaan perjalanan hanya meraih 28%, menempati urutan di bawah hiburan (39%) dan eksperimen teknologi (39%).

Meski pengguna AI untuk travel planning terbilang sedikit, tingkat kepuasannya sangat tinggi: 44% menyebut pengalamannya “sempurna”, dan 52% menilainya “baik”. Tak heran, 84% responden mengaku akan memakai AI lagi untuk persiapan liburan selanjutnya.

Fitur AI Favorit Wisatawan

Bagi yang memanfaatkannya, AI paling sering dipakai untuk:
– Mencari destinasi & aktivitas (70%)
– Memilih akomodasi (66%)
– Rekomendasi restoran (60%)
– Pencarian tiket (58%)

Keluarga dengan anak cenderung lebih aktif menggunakan berbagai fitur AI dibandingkan traveler tanpa anak, menunjukkan bahwa teknologi ini membantu menghemat waktu. Namun, untuk pemesanan langsung, angka penggunaannya lebih rendah: hanya 45% yang memesan hotel via AI, 43% membeli tiket, dan 38% membooking restoran.

Waspadai Riset Visa oleh AI

Yang mengkhawatirkan, 45% responden mengaku memakai AI untuk mencari informasi visa dan imigrasi. Padahal, kasus nyata pernah terjadi—seperti seorang penulis Australia yang gagal berangkat ke Chili karena saran visa keliru dari ChatGPT. Ini membuktikan bahwa kesalahan AI bisa berakibat fatal.

Vladislav Tushkanov dari Kaspersky AI Technology Research Center menegaskan, *”AI memang membantu riset dan pengambilan keputusan, tetapi kredibilitas datanya harus selalu diverifikasi. Teknologi ini hanyalah alat, sedangkan keputusan akhir tetap ada di tangan pengguna.”*

Tips Aman Gunakan AI untuk Traveling

Kaspersky memberikan sejumlah saran:
– Verifikasi informasi AI sebelum memesan atau membeli tiket.
– Gunakan eSIM untuk tetap terhubung selama di luar negeri.
– Hindari Wi-Fi publik tanpa VPN, dan jangan menyambung otomatis ke hotspot asing.
– Lindungi perangkat dengan kata sandi kuat serta software keamanan terpercaya.

Dengan bijak memanfaatkan AI, liburan bisa lebih praktis tanpa mengorbankan keamanan.

Previous post Wisatawan Jakarta Urungkan Rencana Liburan ke 3 Gili Menawan di Lombok
Next post Wisatawan Nusantara Ramai-ramai Ke Jabar, Destinasi Liburan Paling Hits Tahun Ini!