Cerita Unik di Balik Tren Bersepeda

Bogor –
Suasana Kampung Citalahab di Desa Malasari, yang terletak di kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak, tiba-tiba berubah meriah bak “kampung sepeda”. Udara pagi masih diselimuti kabut tipis, suara kicauan Owa Jawa terdengar bersahutan, dan gemericik Sungai Cikaniki mengalir tenang. Namun, yang paling menyita perhatian bukan hanya keindahan alam, melainkan gelak tawa riang anak-anak yang berlarian di lapangan kecil, dikelilingi rumah-rumah panggung sederhana.

Lima bocah terlihat bersemangat mengendarai sepeda baru mereka. Roda-roda itu meninggalkan bekas di tanah yang masih basah setelah hujan semalam, sementara wajah mereka berseri-seri, seolah menemukan petualangan baru di balik setang dan pedal. Sepeda-sepeda ini bukan hadiah biasa. Sehari sebelumnya, Sabtu (23/8), Bupati Bogor Rudy Susmanto membagikan 422 unit sepeda untuk siswa sekolah dasar di Desa Malasari.

Pemerintah Kabupaten Bogor memberikan sepeda tersebut secara gratis dengan aturan satu keluarga mendapat satu sepeda, agar semua anak bisa merasakan kebahagiaan yang sama. “Kalau satu keluarga punya dua anak SD, tetap dapat satu sepeda, biar semua kebagian,” jelas Kang Asep (37), warga sekaligus pengelola ekowisata Citalahab.

Ia mengungkapkan, ini pertama kalinya ia menyaksikan puluhan anak bersepeda bersama di kampungnya. Biasanya, hanya segelintir anak yang mampu memiliki sepeda, sementara yang lain hanya bisa menonton atau bergantian meminjam. Kini, berkat bantuan dari Pemkab Bogor, hampir semua anak di Citalahab bisa bermain bersama.

“Alhamdulillah, suasana jadi beda. Wajah anak-anak terlihat begitu ceria. Dulu ada yang bisa beli, ada yang tidak. Sekarang semua punya, semua bisa ikut bermain. Kami sangat berterima kasih kepada Pak Bupati,” ujar Kang Asep. “Bagi mereka, ini bukan cuma alat transportasi, tapi juga kebanggaan. Kami apresiasi pemerintah daerah, terutama Pak Bupati, yang peduli pada anak-anak di pelosok.”

Selama ini, banyak anak di Citalahab harus berjalan kaki menempuh jarak jauh dan medan menanjak untuk sampai ke sekolah. Kehadiran sepeda ini membuat perjalanan mereka lebih mudah dan menyenangkan. Bagi warga setempat, sepeda bukan hanya mainan, melainkan sarana belajar dan alat transportasi sederhana di tengah kawasan Taman Nasional Gunung Halimun-Salak.

Jalanan kecil yang dulu sepi kini dipenuhi canda tawa anak-anak yang belajar mengayuh. Ada yang masih goyah dan sesekali terjatuh, tetapi mereka bangkit lagi dengan semangat tak kenal lelah.

——
Artikel ini telah naik di detikJabar.

Previous post Wisata Jepang Tetap Diminati Meski Ada Ancaman Badai dan Gempa
Next post Jalur Tanah Abang-Palmerah Dinyatakan Aman