“Dokter di Malaysia Alami Depresi Parah Usai Jadi Korban Perundungan, Nyaris Bunuh Diri”

Dokter di Malaysia Alami Depresi Akibat Perundungan di Tempat Kerja

Sebuah kasus perundungan di tempat kerja membuat seorang dokter di Malaysia mengalami depresi berat hingga nyaris mengakhiri hidupnya. Insiden ini terungkap melalui laporan Hartal Doktor Kontrak, kelompok yang aktif memperjuangkan hak tenaga medis kontrak di negara tersebut. Korban, yang hanya diidentifikasi sebagai Dr S, merupakan seorang perawat di Rumah Sakit Tawau, Sabah, dan diduga menjadi sasaran intimidasi terus-menerus dari seorang staf senior.

Dampak Parah pada Kesehatan Mental

Menurut Hartal Doktor Kontrak, tekanan yang dialami Dr S begitu berat hingga ia terpaksa mengisolasi diri di kamar selama bertahun-tahun dan tidak mampu kembali bekerja di dunia medis. “Pelaku, yang kini telah pindah ke luar negeri untuk mengikuti pelatihan spesialis, seolah bebas dari konsekuensi,” ungkap kelompok tersebut, seperti dikutip dari *The Star*.

Seruan untuk Tindakan Nyata

Sejak meluncurkan kampanye #StopWorkplaceBullying tiga tahun lalu, Hartal Doktor Kontrak mendesak Kementerian Kesehatan Malaysia agar lebih serius menangani kasus-kasus serupa. Mereka menyambut baik rencana kementerian yang akan meluncurkan panduan manajemen perundungan di fasilitas kesehatan pemerintah pada Oktober 2025. Inisiatif ini diharapkan mampu menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman bagi seluruh tenaga medis, tidak hanya di sektor kesehatan, tetapi juga di berbagai bidang lainnya.

Permintaan Maaf untuk Korban

Dalam pernyataannya, Hartal Doktor Kontrak juga menyampaikan permohonan maaf kepada Dr S dan korban lain yang belum mendapat dukungan memadai. “Kami dengan tulus meminta maaf karena tidak dapat membantu Anda lebih awal. Mohon maafkan kami,” tulis mereka. Langkah ini sekaligus menegaskan komitmen mereka untuk terus mendorong perubahan sistemik dalam menangani perundungan di tempat kerja.

Previous post “BPJS Kesehatan Bisa untuk Cabut Gigi? Ini Syarat & Prosedur Lengkapnya!”
Next post Pemerintah Siapkan Rp 2.121 Triliun untuk Belanja 6 Bulan ke Depan