Fakta Kesehatan yang Wajib Diketahui

Jakarta –
Kopi telah lama menjadi minuman favorit di berbagai belas dunia, tak terkecuali Indonesia. Bagi sebagian besar orang, menyeruput secangkir kopi di pagi hari adalah ritual wajib untuk mengusir kantuk, meningkatkan konsentrasi, dan memberi suntikan energi sebelum memulai aktivitas. Namun, muncul pertanyaan: apakah kebiasaan ini aman dilakukan saat perut masih kosong sebelum sarapan?

Amankah Minum Kopi saat Perut Kosong?

Bonnie Jortberg, PhD, RD, ahli gizi sekaligus profesor kedokteran keluarga di University of Colorado Anschutz Medical Campus, menyatakan bahwa anggapan kopi berbahaya jika diminum sebelum makan hanyalah mitos.
“Mayoritas orang tidak akan mengalami masalah serius saat minum kopi dalam keadaan perut kosong, kecuali mungkin peningkatan produksi asam lambung,” jelas Jortberg kepada *Health*.
“Meski ada yang merasa tidak nyaman, secara umum tidak ada bukti bahwa kopi saat perut kosong memicu gangguan pencernaan,” tambahnya.

Dampak Kopi pada Tubuh

Efek kopi bisa berbeda-beda pada setiap orang. Selain memberikan dorongan energi, minuman ini juga memengaruhi sistem pencernaan.
Kafein, zat utama dalam kopi, menjadi alasan banyak orang mengonsumsinya di pagi hari. Namun, bagi sebagian orang, kafein justru memicu gangguan seperti refluks asam atau sakit perut.
“Kafein dapat melemaskan sfingter esofagus bagian bawah, yaitu otot yang berfungsi sebagai pintu antara kerongkongan dan lambung,” papar Harmony Allison, MD, asisten profesor gastroenterologi di Tufts Medical Center.
Selain itu, kopi merangsang produksi asam lambung. Kombinasi kedua efek ini bisa menyebabkan refluks asam, yang ditandai dengan sensasi panas di dada (*heartburn*).
Menurut Allison, gejala ini bisa muncul baik saat perut kosong maupun terisi.
“Bagi yang sensitif, ini mungkin terasa tidak nyaman—tapi tidak berbahaya,” ujarnya.
Kopi sendiri memiliki tingkat keasaman (pH sekitar 5), sementara lambung lebih asam (pH sekitar 4). Jika diminum saat perut kosong, kopi bisa memperparah kondisi bagi penderita radang kerongkongan (*esofagitis*). Namun, makan terlebih dahulu dapat membantu menetralkan efeknya.
Selain itu, kopi juga bisa memicu buang air kecil lebih sering atau merangsang gerakan usus.
“Pada beberapa orang, kopi merangsang otot polos usus, sehingga feses menjadi lebih encer,” kata Allison.
Di luar pencernaan, kopi juga bisa meningkatkan rasa gelisah, terutama jika diminum tanpa makanan.
Meski demikian, penelitian tahun 2014 menunjukkan tidak ada kaitan signifikan antara kopi dan penyakit refluks gastroesofagus (GERD). Kopi juga tidak menyebabkan tukak lambung atau kerusakan sistem pencernaan.
“Untuk 99% orang, minum kopi saat perut kosong tidak berbahaya—itu hanya mitos,” tegas Jortberg.

Tips Mengurangi Efek Samping Kopi

Bagi yang sering mengalami asam lambung atau nyeri perut setelah minum kopi, beberapa langkah berikut bisa membantu:
– Tambahkan susu atau krimer untuk menetralkan keasaman. Bagi yang intoleransi laktosa, bisa menggunakan susu nabati.
– Pilih kopi dark roast, karena jenis ini cenderung lebih ramah lambung dibanding light roast.
– Kurangi porsi atau beralih ke kopi tanpa kafein (*decaf*) jika efek kafein terlalu mengganggu.
“Jika muncul gejala seperti gelisah atau refluks, coba kurangi asupan kopi atau pilih yang bebas kafein,” saran Allison.
Secara umum, kopi saat perut kosong tidak berbahaya. Namun, jika ketidaknyamanan tetap muncul setelah penyesuaian, sebaiknya pertimbangkan untuk berhenti mengonsumsinya.

Previous post Tips Jaga Kesehatan Sambil Merawat Dua Generasi Tanpa Lupa Cek Gula Darah!
Next post Separator Busway Kerap Memakan Korban, Ini Langkah Nyata Dishub untuk Atasi Masalah