
Fakta Mengejutkan: Unagi Khas Jepang Bukanlah Belut Sebenarnya!
Unagi: Sidat yang Sering Disangka Belut
Di Jepang, unagi dikenal sebagai hidangan lezat yang kerap dianggap sebagai belut. Padahal, sebenarnya unagi bukanlah belut seperti yang dikenal di Indonesia, melainkan berasal dari sidat.
Unagi, Hidangan Populer Jepang yang Sarat Rasa
Selain sushi dan sashimi, unagi menjadi salah satu kuliner khas Jepang yang digemari. Istilah “unagi” sendiri dalam bahasa Jepang memang merujuk pada belut, tetapi bahan utamanya adalah sidat. Dagingnya dibersihkan dari tulang, lalu dimasak dengan saus khas yang memberikan cita rasa gurih (umami), tekstur lembut, dan aroma smoky yang khas.
Perbedaan Mendasar: Sidat vs. Belut
Meski sering disamakan, sidat dan belut ternyata dua jenis hewan yang berbeda. Unagi memiliki nama ilmiah *Anguilla japonica*, yang di Indonesia justru dikategorikan sebagai sidat.
Secara fisik, perbedaannya cukup jelas:
– Belut: Tidak memiliki sirip atau sisik, tubuhnya licin karena dilapisi lendir. Di Indonesia, belut terbagi menjadi tiga jenis, yaitu belut sawah, rawa, dan laut.
– Sidat: Memiliki sirip dan sisik berbentuk anyaman bambu. Terdapat 18 jenis sidat di dunia, dengan enam di antaranya ditemukan di Indonesia.
Tekstur dan Bentuk yang Berbeda
Perbedaan juga terlihat saat keduanya dimasak:
– Belut: Teksturnya lembut namun masih kenyal.
– Sidat (unagi): Lebih empuk dan tidak kenyal, mirip dengan sajian unagi di restoran Jepang.
Bentuk tubuhnya pun berbeda: belut cenderung bulat memanjang, sedangkan sidat lebih pipih dan lebar—seperti potongan unagi yang biasa disajikan. Unagi di Jepang umumnya berasal dari sidat air tawar, meski sidat sendiri bisa hidup di air asin maupun tawar.
Dengan semua perbedaan ini, jelas bahwa unagi sebaiknya disebut sebagai hidangan sidat, bukan belut.