
“Gaza Krisis Kelaparan: Butuh 1.000 Truk Makanan per Hari untuk Atasi Bencana”
Krisis Pangan di Gaza: Ribuan Warga Terancam Kelaparan
Gaza tengah dilanda krisis pangan parah, dengan kebutuhan makanan yang jauh dari terpenuhi. Menurut Badan Pertahanan Sipil Gaza, setidaknya 1.000 truk pasokan makanan harus masuk setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dasar warga. Namun, kenyataannya hanya sekitar 100 truk yang diizinkan masuk—jumlah yang sangat tidak mencukupi.
Pasokan Tak Sampai ke Warga
Bassal Mahmud, juru bicara Badan Pertahanan Sipil Gaza, mengungkapkan bahwa pasokan makanan yang masuk pun tidak sepenuhnya langsung dinikmati masyarakat. Sebagian besar dialokasikan untuk pedagang guna menjaga stok pasar, sehingga banyak warga tetap kesulitan mendapatkan makanan.
Ancaman Malnutrisi pada Anak-anak
Munir al-Bursh, Direktur Kementerian Kesehatan Gaza, membeberkan dampak mengerikan dari pembatasan ini. Sekitar 40.000 bayi di bawah satu tahun menderita malnutrisi, sementara 250.000 balita menghadapi kelaparan yang mengancam nyawa. Lebih dari 1,2 juta anak di bawah 18 tahun hidup dalam kondisi kerawanan pangan akut. “Angka-angka ini sangat mengkhawatirkan,” tegas al-Bursh.
Pemblokiran Makanan oleh Israel
Krisis semakin parah akibat kebijakan Israel yang melarang 430 jenis makanan masuk ke Gaza. Meski ada pelonggaran akses bantuan sejak akhir Juli lalu, pembatasan terhadap bahan pangan pokok seperti daging beku, ikan, keju, susu, sayuran, dan buah tetap berlaku. Tak hanya itu, Israel juga menargetkan infrastruktur pangan dengan mengebom 44 bank makanan dan 57 pusat distribusi, menewaskan puluhan pekerja kemanusiaan.
Tekanan Internasional Belum Cukup
Meski tekanan global memaksa Israel mengizinkan sebagian bantuan masuk, blokade besar-besaran terhadap barang esensial masih berlangsung. Warga Gaza, terutama kelompok rentan seperti anak-anak dan perempuan, terus menderita di tengah kelangkaan makanan dan obat-obatan.