
Ginjal, Paru, dan Lainnya!
Jakarta –
Perkembangan ilmu kedokteran terus melesat, membuka peluang baru dalam dunia transplantasi organ. Kini, sumber donor tidak hanya berasal dari manusia, tetapi juga hewan—dengan babi menjadi salah satu kandidat utama. Organ seperti jantung, hati, hingga paru-paru babi telah diteliti sebagai alternatif untuk menyelamatkan nyawa pasien yang membutuhkan.
Meski menjanjikan, transplantasi organ hewan ke manusia tidak bisa dilakukan sembarangan. Ada sejumlah persyaratan ketat yang harus dipenuhi agar prosedur ini aman dan efektif.
### Apa Saja Syarat Donor Hewan ke Manusia?
Berdasarkan penelitian dalam jurnal *Animal Organs for Human Transplantation* oleh Marlon F. Levy, MD, hewan yang ideal untuk donor organ harus memenuhi beberapa kriteria kunci. Pertama, anatomi dan fisiologinya harus kompatibel dengan tubuh manusia agar organ dapat berfungsi optimal. Selain itu, risiko penularan penyakit antarspesies harus diminimalisir.
Hewan donor juga harus memiliki ketahanan terhadap virus manusia, mudah dibiakkan, serta memiliki siklus reproduksi cepat untuk memenuhi kebutuhan dalam skala besar. Yang tak kalah penting, hewan tersebut harus meminimalkan reaksi penolakan imunologis dan tidak menimbulkan kontroversi etika.
Meski belum ada hewan yang memenuhi semua syarat ideal tersebut, babi menjadi salah satu yang paling sering diujicobakan. Beberapa organ babi bahkan sudah ditransplantasikan ke manusia dengan hasil yang beragam.
### 1. Jantung Babi
Kasus pertama transplantasi jantung babi ke manusia terjadi pada David Bennett, pria berusia 57 tahun asal AS. Ia menerima donor jantung babi pada Januari 2022, namun meninggal dua bulan kemudian. Meski awalnya organ berfungsi baik, Bennett mengalami gagal jantung mendadak tanpa tanda penolakan yang jelas.
Pada September 2023, Lawrence Faucette (58) menjadi penerima kedua jantung babi di University of Maryland Medical Center. Sayangnya, enam minggu pascaoperasi, tubuhnya mulai menolak organ tersebut, dan ia meninggal pada 30 Oktober 2023.
### 2. Ginjal Babi
Eksperimen transplantasi ginjal babi juga telah dilakukan. Dalam sebuah penelitian, ginjal babi yang direkayasa secara genetik berhasil bertahan selama dua bulan dalam tubuh jenazah mati otak. Ahli bedah Robert Montgomery menyebut ini sebagai langkah awal untuk mengatasi kelangkaan donor organ manusia.
Ginjal tersebut dicangkokkan ke jenazah Maurice Miller, yang sebelumnya meninggal karena kematian otak. Awalnya, organ bekerja dengan baik, namun setelah sebulan, terjadi penolakan. Tim medis kemudian menyesuaikan obat imunosupresan, dan fungsi ginjal pun membaik kembali.
### 3. Hati Babi
Tim ahli bedah di China berhasil melakukan transplantasi hati babi ke pasien mati otak dengan kondisi gagal hati. Hati yang telah dimodifikasi secara genetik ini berfungsi selama lebih dari 96 jam—sebuah rekor baru dalam dunia xenotransplantasi.
Menurut Tao Kaishan dari Rumah Sakit Xijing, hati tersebut menunjukkan performa yang melebihi ekspektasi, termasuk dalam produksi empedu dan sirkulasi darah.
### 4. Paru-paru Babi
Peneliti China juga menguji coba transplantasi paru-paru babi yang direkayasa genetik ke pasien mati otak berusia 39 tahun. Dengan teknologi penyuntingan gen CRISPR, tiga gen babi dinonaktifkan untuk mengurangi risiko penolakan imun.
Dr. Jiang Shi dari Guangzhou Medical University menyebut tantangan transplantasi paru-paru lebih kompleks dibanding organ lain. Namun, keberhasilan ini menjadi tonggak penting dalam pengembangan xenotransplantasi.