
Gosip atau Fakta?
Jakarta –
Kasus korupsi pengadaan iklan di Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJB) kembali mencuat setelah Lisa Mariana (LM) mengaku menerima aliran dana dari kasus tersebut. Pernyataan ini langsung memicu respons dari kubu Ridwan Kamil (RK), yang menyebut klaim Lisa sebagai “gosip murahan”.
Lisa Mariana diperiksa oleh KPK pada Jumat (22/8) sebagai saksi terkait aliran dana dalam kasus BJB. Usai pemeriksaan, ia mengakui menerima sejumlah uang dari kasus tersebut, meski enggan merinci nominalnya. “Ya kan buat anak saya, benar,” ujarnya di gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan.
Dalam kasus ini, KPK telah menetapkan lima tersangka, termasuk mantan Dirut Bank BJB Yuddy Renaldi dan beberapa pihak swasta. Mereka diduga menyebabkan kerugian negara mencapai Rp 222 miliar, dengan dana yang dikelola di luar anggaran resmi. Meski belum ditahan, KPK telah memblokir izin keluar negeri mereka selama enam bulan.
### Kubu RK Sebut Klaim Lisa Hanya Gosip
Tim hukum Ridwan Kamil menanggapi keras pernyataan Lisa. Pengacara RK, Muslimin Jaya Butarbutar, menyebut Lisa kerap “menari-nari dengan selendangnya” untuk menyudutkan kliennya. Ia juga menegaskan bahwa klaim Lisa tentang anak biologis RK sudah terbantahkan lewat tes DNA.
“Publik bisa menilai sendiri. Berbulan-bulan LM selalu menyudutkan klien kami, padahal semua sudah terbantahkan,” tegas Muslimin. Ia juga memperingatkan bahwa Lisa bisa menghadapi konsekuensi hukum atas pernyataannya.
### Kapan RK Diperiksa KPK?
Kasus korupsi BJB terjadi saat Ridwan Kamil masih menjabat Gubernur Jawa Barat. KPK telah menggeledah rumahnya di Bandung dan menyatakan akan memanggil semua pihak terkait, termasuk RK. Namun, hingga kini belum ada jadwal resmi pemanggilan.
“KPK terbuka memanggil siapa pun yang diduga mengetahui kasus ini,” kata Jubir KPK Budi Prasetyo. Ia menegaskan transparansi dalam proses hukum, termasuk pemberitahuan resmi jika ada jadwal pemeriksaan.
### KPK Telusuri Aliran Dana Non-Bujeter
KPK terus mendalami aliran dana kasus BJB, termasuk dugaan penggunaan dana non-bujeter. Lisa dipanggil karena keterangannya dianggap krusial untuk mengungkap jaringan korupsi ini.
“KPK sedang *follow the money*—mencari tahu untuk apa dan ke siapa dana itu mengalir,” jelas Budi. Proses penyidikan tetap berpegang pada alat bukti hukum, dengan prioritas mengungkap kebenaran di balik kasus ini.