Harga Emas Diprediksi Naik atau Turun? Ini Ramalan Terkini untuk Investasi Anda

Jakarta –
Harga emas diprediksi tetap mengalami gejolak hingga Semester II 2025, meski potensi kenaikan masih terbuka lebar. Menurut pengamat keuangan Ibrahim Assuabi, fluktuasi ini akan terlihat dalam pergerakan harian dan mingguan, dengan proyeksi kisaran tertentu berdasarkan analisis mendalam.

Proyeksi Jangka Pendek dan Menengah

Ibrahim memperkirakan, pada perdagangan Senin, harga emas dunia akan bergerak di antara level support US$ 3.319 dan resistance US$ 3.368 per troy ounce. Sementara untuk minggu depan, kisaran diperlebar menjadi US$ 3.302 (support) hingga US$ 3.416 (resistance). Namun, ia optimistis pada paruh kedua 2025, emas bisa tembus US$ 3.600 per troy ounce atau setara Rp 2.150.000 per gram.

Faktor Pendorong Fluktuasi

Beberapa indikator ekonomi global menjadi penentu tren ini. Salah satunya, kenaikan Indeks Harga Produsen (IHP) AS sebesar 0,9% pada Juli 2025—angka bulanan tertinggi dalam tiga tahun terakhir. Secara tahunan, kenaikan harga inti (tanpa pangan dan energi) mencapai 3,7%, melampaui ekspektasi dan memperumit rencana Federal Reserve (The Fed) untuk memangkas suku bunga September mendatang.

Meski potensi penurunan suku bunga 25 basis poin masih besar, peluang pemotongan lebih dalam (50 basis poin) dinilai semakin kecil. Di sisi lain, pelemahan data ekonomi China turut mempengaruhi sentimen pasar. Output industri negara tersebut merosot ke level terendah dalam 8 bulan, sementara pertumbuhan penjualan ritel melambat—faktor yang semakin membebani pasar komoditas, termasuk emas.

prediksi harga emas
harga emas
analisis pasar emas
harga emas dunia

Previous post Pupuk Kaltim Perkuat Industri Berkelanjutan & Target NZE 2060 dengan Inovasi Hijau
Next post QRIS Resmi Beroperasi di Thailand dan Jepang, Transaksi Jajan Jadi Lebih Praktis!