
“Indonesia Kolaborasi dengan PBB untuk Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual yang Lebih Kuat”
Indonesia dan WIPO Perkuat Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual
Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (Ekraf) menjalin kolaborasi strategis dengan The World Intellectual Property Organization (WIPO), sebuah lembaga di bawah PBB, untuk meningkatkan perlindungan hak kekayaan intelektual (HKI) di Tanah Air. Kerja sama ini memastikan produk kreatif Indonesia terlindungi secara hukum saat memasuki pasar global.
Enam Fokus Utama Kolaborasi
Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, mengungkapkan bahwa kerja sama tersebut tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) yang mencakup enam poin krusial. Di antaranya adalah pengembangan SDM, tata kelola HKI, pembiayaan berbasis kekayaan intelektual, riset dan pertukaran data, edukasi publik tentang HKI, serta penyelenggaraan berbagai kegiatan pendukung.
*”WIPO merupakan organisasi dunia yang berkomitmen mendukung perlindungan kekayaan intelektual anggotanya, termasuk saat produk tersebut dikomersialkan,”* jelas Riefky usai penandatanganan MoU di Thamrin Nine Ballroom, Jakarta Pusat, Selasa (12/8/2025).
Selaras dengan Visi Ekonomi Nasional
Riefky menegaskan bahwa langkah ini sejalan dengan target Presiden Prabowo Subianto untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8% melalui sektor strategis, termasuk ekonomi kreatif. Perlindungan HKI disebut sebagai fondasi penting dalam mencapai empat indikator keberhasilan yang ditetapkan dalam RPJMN lima tahun ke depan: penciptaan lapangan kerja, peningkatan investasi, ekspor, serta kontribusi terhadap PDB.
Dukungan WIPO untuk Potensi Kreatif Indonesia
Direktur Jenderal WIPO, Daren Tang, menyatakan bahwa organisasinya siap mendorong perlindungan HKI Indonesia di kancah internasional. Tidak hanya batik, gamelan, atau angklung, tetapi juga karya kreatif seperti musik dan film.
*”Kami ingin membantu pemerintah dan para kreator memaksimalkan potensi ekonomi kreatif Indonesia, menciptakan lapangan kerja, serta membuka peluang baru,”* ujar Daren.
WIPO juga berkomitmen memperkuat kapasitas HKI, meningkatkan kesadaran publik, dan mendukung ekosistem ekonomi kreatif berbasis digital. Salah satu contoh nyata adalah kesuksesan film *Jumbo*, yang menjadi karya terlaris di Indonesia dan Asia Tenggara.
*”Bagaimana kami bisa mendukung generasi berikutnya untuk menciptakan lebih banyak kisah sukses seperti *Jumbo*,”* pungkas Daren.