Inilah Alasan Utama di Balik Fenomena Tersebut

Denpasar –
Bali tak hanya memikat wisatawan asing, tetapi juga menarik minat para pelaku bisnis dari luar negeri. Banyak Warga Negara Asing (WNA) yang membuka Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Pulau Dewata. Fakta ini pun diakui oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali.

Salah satu penyebab maraknya bisnis WNA di Bali adalah celah dalam sistem perizinan Online Single Submission (OSS) milik Kementerian Investasi/BKPM. Celah ini memudahkan WNA memanfaatkan peluang bisnis di Bali, bahkan di sektor-sektor yang seharusnya didominasi pelaku lokal.

*”Kemudahan proses perizinan sering dimanfaatkan oleh pihak asing yang hanya mengejar keuntungan tanpa mempertimbangkan dampaknya,”* ungkap Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Bali, Try Arya Dhyana Kubontubuh, Kamis (21/8/2025).

Menurut Try, kondisi ini memungkinkan WNA menguasai sektor strategis, termasuk UMKM, penyewaan kendaraan, homestay, hingga biro perjalanan. Fenomena ini telah mendapat perhatian serius dari Gubernur Bali Wayan Koster, yang membentuk satgas gabungan untuk menertibkan perizinan usaha sekaligus memperkuat dukungan bagi UMKM lokal.

*”Audit ulang terhadap izin usaha sangat diperlukan, begitu juga dengan pembentukan asosiasi lokal antar-UMKM sejenis,”* jelas Try.

Asosiasi ini nantinya berfungsi sebagai pengawas mandiri bagi pelaku UMKM sekaligus mempermudah koordinasi dengan pemerintah.

Dampak Overtourism dan Pelanggaran Hukum
Bali saat ini menghadapi masalah *overtourism*, di mana jumlah wisatawan asing yang berlebihan memicu berbagai pelanggaran hukum. Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, banyak turis asing yang menyalahgunakan visa investor hingga melanggar aturan izin tinggal.

*”Audit BPKP menemukan penyalahgunaan izin usaha Penanaman Modal Asing (PMA). Banyak izin UMKM justru diberikan kepada perusahaan PMA yang tidak memenuhi syarat. Bahkan, 39,7% di antaranya tidak layak beroperasi. Ini jelas merugikan UMKM lokal,”* tegas Luhut melalui akun Instagram @luhut.pandjaitan, Rabu (20/8/2025).

*”Jika tidak segera ditangani, masalah ini bisa berdampak serius pada masa depan pariwisata Bali,”* tambahnya.

——
Artikel ini telah tayang di [detikBali](https://www.dapetblog.com/category/tech-news/).

Previous post Dari Jepang yang Eksotis hingga Bali yang Memesona
Next post Sule Ungkap Momen Drop Saat Syuting Hingga Harus Diinfus