Jejak Berburu Satwa Liar dari Cianjur hingga Garut

Jakarta –
Sebelum akhir hayatnya di Sarangjevo-Bosnia, Archduke Franz Ferdinand Carl Ludwig Joseph Maria of Austria, atau lebih dikenal sebagai Franz Ferdinand, ternyata memiliki jejak sejarah di Indonesia. Salah satu petualangannya yang jarang diketahui publik adalah kunjungannya ke Cianjur pada 1893 sebagai bagian dari tur dunianya antara 1892-1893.

Rombongan sang putra mahkota Austria-Hongaria ini tiba di Batavia melalui Pelabuhan Tanjung Priok dengan kapal perang, kemudian menjelajahi beberapa daerah di Jawa Barat, termasuk Bogor, Garut, dan Cianjur. Catatan perjalanannya bisa ditemukan dalam sebuah [situs sejarah](https://www.dapetblog.com/category/tech-news/).

### Perburuan dan Pertemuan dengan Bupati Cianjur
Setelah mengunjungi Garut pada April 1893, Franz Ferdinand melanjutkan perjalanannya ke Cianjur. Di sana, ia bertemu dengan Bupati Cianjur ke-10, Raden Adipati Aria Prawiradiredja II, di pendopo kabupaten. Menurut Rachmat Fajar, pemandu tur dari Komunitas Japas (Jalan Pagi Sejarah) Bogor, sang putra mahkota menghabiskan waktu 12 hari di Cianjur untuk berburu hewan liar di pedalaman Cianjur Selatan.

“Kebetulan Bupati Prawiradiredja II juga memiliki hobi berburu, sehingga keduanya memiliki kesamaan minat,” ujar Fajar saat memandu rombongan pada Rabu (20/8/2025).

Sebelumnya, di Garut, Franz Ferdinand juga sempat berburu babi hutan di sekitar Gunung Papandayan dengan ditemani ajudan dan pejabat setempat. Namun, menurut sejarawan Garut, Warjita, Ferdinand merasa perburuan di Cigedug terkesan “direkayasa” oleh Bupati Garut Wiratanudatar.

### Hadiah dan Warisan Sejarah di Bumi Ageung Cikidang
Selama kunjungannya, Komunitas Japas yang dipimpin Johnny Pinot dan Abdullah Abubakar Batarfie mengunjungi Bumi Ageung Cikidang—kediaman pribadi Bupati Cianjur yang dibangun pada 1886. Salah satu benda bersejarah di sana adalah lemari jati berwarna cokelat kehitaman berisi barang pecah belah kristal, dengan ukiran khas Jepara pada bagian pintu dan kakinya.

Fajar meyakini lemari itu adalah hadiah dari Franz Ferdinand untuk Prawiradiredja II sebagai tanda terima kasih atas keramahan sang bupati. “Cerita ini turun-temurun di keluarga kami dan terbukti dengan catatan perjalanan resmi Franz Ferdinand di situs [www.franzferdinandworld.com](http://www.franzferdinandworld.com),” jelas Fajar, yang merupakan generasi kelima dari Prawiradiredja II.

Sejak 2016, Fajar—alumnus Desain Interior Itenas Bandung—merawat Bumi Ageung Cikidang sebagai rumah museum. Bangunan seluas 17 x 30 meter ini ditetapkan sebagai Benda Cagar Budaya Nasional oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata RI pada 2010.

### Koleksi Unik dan Simbol Kolonial
Di ruangan yang sama dengan lemari pemberian Ferdinand, terdapat lemari kaca berisi peralatan makan dari porselin, termasuk sepasang cangkir bergambar Bupati Prawiradiredja II dan istrinya. Selain itu, ada meja jati dengan kaki berbentuk kepala singa—simbol Kerajaan Belanda.

“Meja ini kemungkinan hadiah dari pemerintah Belanda, mengingat kepala singa adalah lambang resmi mereka,” jelas Fajar.

Kini, sebagian lahan Bumi Ageung Cikidang telah disumbangkan untuk pembangunan sekolah, menyisakan sejarah yang tetap terjaga di tengah perubahan zaman.

Gambar:
![Archduke Franz Ferdinand ternyata pernah berkunjung ke Cianjur.](https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2025/08/24/archduke-franz-ferdinand-carl-ludwig-joseph-maria-of-austria-atau-franz-ferdinand-ternyata-pernah-berkunjung-ke-cianjur-1756020886146_169.jpeg?w=620)
*Sumber: Sudrajat/detikcom*

![Bumi Ageung Cikidang, kediaman Bupati Cianjur yang dikunjungi Franz Ferdinand.](https://awsimages.detik.net.id/community/media/visual/2025/08/24/archduke-franz-ferdinand-carl-ludwig-joseph-maria-of-austria-atau-franz-ferdinand-ternyata-pernah-berkunjung-ke-cianjur-1756020886221_169.jpeg?w=620)
*Sumber: Sudrajat/detikcom*

Previous post Oasis Hijau Penyejuk Kota
Next post Korea Hadirkan Polisi Hologram untuk Tingkatkan Keamanan di Taman