Kenali Nyeri Perut hingga Diare Sebelum Terlambat

Jakarta –
Apendisitis, atau yang lebih dikenal sebagai radang usus buntu, adalah kondisi peradangan pada usus buntu—sebuah kantong kecil berbentuk jari yang terletak di sisi kanan bawah perut, menempel pada usus besar. Gejalanya sering kali mirip dengan masalah pencernaan biasa, sehingga penting untuk memahami ciri-ciri khasnya serta langkah penanganannya.

### Gejala Radang Usus Buntu
Awalnya, penderita biasanya merasakan nyeri di sekitar pusar. Menurut Cleveland Clinic, rasa sakit ini perlahan memburuk dan bisa disertai mual serta muntah. Beberapa jam kemudian, nyeri bergeser ke perut kanan bawah—lokasi usus buntu—dan terasa lebih tajam serta intens. Selain itu, ada beberapa gejala lain yang mungkin muncul:

#### 1. Demam
Sekitar 40% penderita mengalami demam sebagai respons tubuh melawan infeksi. Demam juga bisa menjadi tanda peradangan semakin parah atau infeksi mulai menyebar.

#### 2. Malaise
Kondisi ini membuat penderita merasa tidak enak badan secara umum, seperti lemas, tidak nyaman, atau terus-menerus ingin berbaring. Healthline menyebutkan, malaise sering disertai rasa lelah ekstrem.

#### 3. Perut Kembung
Perut mungkin terlihat membesar atau terasa penuh. Kembung bisa menjadi pertanda serius, terutama jika usus buntu sudah pecah.

#### 4. Sering Buang Air Kecil
Radang usus buntu terkadang mengiritasi saraf di sekitar kandung kemih, membuat penderita lebih sering ingin buang air kecil.

#### 5. Diare
Beberapa orang mengalami frekuensi buang air besar meningkat akibat iritasi pada usus besar yang berdekatan dengan usus buntu.

### Penyebab Radang Usus Buntu
Ukuran dan posisi usus buntu membuatnya rentan tersumbat atau terinfeksi. Bakteri di usus besar dapat berkembang biak berlebihan di dalam usus buntu yang tersumbat, memicu peradangan. Beberapa pemicu utamanya meliputi:

#### 1. Feses Keras (Apendikolit)
Endapan feses yang mengeras dapat menyumbat lubang usus buntu, menjebak bakteri di dalamnya dan memicu infeksi.

#### 2. Hiperplasia Limfoid
Kondisi ini terjadi ketika kelenjar getah bening membesar akibat respons terhadap infeksi bakteri, virus, atau kuman lain.

#### 3. Kolitis
Peradangan usus besar akibat penyakit atau infeksi bisa menjalar ke usus buntu, memperparah iritasi.

#### 4. Obat-obatan
Antibiotik menjadi pengobatan standar untuk mengatasi infeksi, terutama pada kasus ringan. Obat pereda nyeri juga sering diberikan melalui infus.

#### 5. Operasi (Apendektomi)
Jika usus buntu berisiko pecah—biasanya dalam 36 jam setelah gejala muncul—dokter akan merekomendasikan operasi pengangkatan dalam 24 jam setelah diagnosis. Apendektomi adalah prosedur umum untuk mengatasi radang usus buntu akut.

Previous post Bayi ‘Tertua’ di Dunia Lahir dari Embrio Beku 1994, Ini Kisah Menakjubkannya
Next post Kedutan Mata Bisa Jadi Gejala Stroke? Ini Fakta Medis yang Perlu Diketahui