
Menaker Beberkan 3 Tantangan Utama Pemerintah dan Serikat Pekerja dalam Mengatasi Masalah Ketenagakerjaan
Karawang –
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli hadir dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional Federasi Serikat Pekerja Logam, Elektronik, dan Mesin (FSP LEM SPSI) di Karawang hari ini. Dalam sambutannya, ia menekankan perlunya sinergi antara pemerintah, serikat pekerja, dan pelaku usaha untuk menjawab tantangan di sektor ketenagakerjaan.
### Tiga Fokus Utama Ketenagakerjaan
Yassierli mengungkapkan ada tiga prioritas yang harus segera ditangani bersama. Pertama, pembaruan regulasi ketenagakerjaan. Kedua, penguatan Gerakan Produktivitas Nasional. Ketiga, peningkatan keterampilan tenaga kerja melalui upskilling dan reskilling.
Ia juga menyoroti sejumlah isu krusial yang masih membutuhkan solusi, seperti penentuan upah minimum, regulasi tenaga kerja asing, sistem kontrak kerja, outsourcing, hak cuti, hingga kebijakan pemutusan hubungan kerja.
*”Ini bukan sekadar tantangan, tapi juga peluang untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang,”* ujarnya dalam keterangan resmi, Senin (1/9/2025).
### Dari Harmonisasi Menuju Transformasi
Menurut Yassierli, hubungan industrial yang harmonis saja tidak cukup. Indonesia perlu bergerak menuju model yang lebih transformatif, dengan produktivitas sebagai tulang punggungnya.
*”Produktivitas kita masih tertinggal 10% dari rata-rata ASEAN. Saya ingin serikat pekerja menjadi garda terdepan dalam mendorong budaya kerja yang efisien, bahkan menjadi konsultan produktivitas,”* tegasnya.
Sebagai tindak lanjut, Kementerian Ketenagakerjaan telah meluncurkan program pelatihan ahli produktivitas. Yassierli berharap FSP LEM SPSI dapat terlibat dalam program *training of trainers* (ToT) agar pengetahuan ini bisa menyebar ke seluruh Indonesia.
### Peningkatan Kompetensi dan Infrastruktur Pelatihan
Selain produktivitas, peningkatan keterampilan pekerja juga menjadi agenda strategis. Yassierli menyatakan pihaknya akan memperluas jaringan Balai Latihan Kerja (BLK) dan Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) di berbagai daerah.
*”Kami terus memperbarui kurikulum pelatihan sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) agar selaras dengan kebutuhan industri. Fasilitas ini harus dimanfaatkan tidak hanya oleh pencari kerja, tapi juga anggota serikat pekerja,”* jelasnya.
Kemnaker juga menggagas slogan *’A Nice Place to Grow’* sebagai wadah pengembangan kapasitas pekerja secara berkelanjutan.
### Produktivitas Menuju Indonesia Emas 2045
Yassierli menegaskan, peningkatan produktivitas adalah kunci mencapai visi Indonesia Emas 2045. Menurutnya, produktivitas nasional harus melonjak hingga 260% agar Indonesia bisa setara dengan negara maju.
*”Teknologi seperti AI bukan untuk menggantikan manusia, melainkan alat pendukung. Dengan kolaborasi erat antara pemerintah, pengusaha, dan serikat pekerja, lompatan besar ini pasti terwujud,”* tutupnya.