Menko PMK Usulkan Bahasa Isyarat Jadi Bagian Kurikulum Pendidikan Nasional

Jakarta –
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno mengungkapkan bahwa masih banyak anak-anak di Tanah Air yang menghadapi tantangan dalam hal pendengaran. Dalam upaya menciptakan Indonesia yang lebih inklusif, ia menekankan pentingnya mempelajari dan menguasai [bahasa isyarat](https://www.dapetblog.com/category/tech-news/).

“Faktanya, tidak sedikit anak-anak maupun orang dewasa di Indonesia yang kesulitan mendengar atau berbicara. Tanpa kemampuan berkomunikasi, mereka rentan terisolasi—tidak bisa memahami lingkungan, menyerap ilmu, mengembangkan potensi, hingga berkontribusi di dunia kerja,” ujar Pratikno dalam keterangannya pada Kamis (28/8/2025).

Menurutnya, pemahaman bahasa isyarat tidak hanya penting bagi penyandang tuli, tapi juga bagi masyarakat umum. “Dengan begitu, mereka yang tidak memiliki hambatan pendengaran atau bicara bisa berinteraksi dengan lebih baik,” jelasnya.

Pratikno juga membandingkan peran bahasa isyarat dengan Bahasa Indonesia, yang selama ini berfungsi sebagai pemersatu ragam bahasa daerah. “Bahasa isyarat memiliki peran serupa—menyatukan komunitas tuli yang seringkali terpinggirkan,” tambahnya.

Melalui program Semua Setara, pemerintah berkomitmen memperkuat penggunaan bahasa isyarat di berbagai sektor, termasuk pendidikan. “Kami berupaya memasukkan materi bahasa isyarat ke dalam kurikulum. Dukungan dari Komisi Nasional Disabilitas dan sektor swasta seperti Astra sangat kami apresiasi,” ungkapnya.

“Tujuan kami sederhana: memastikan tidak ada lagi warga Indonesia, termasuk penyandang tuli dan tunawicara, yang terkendala dalam berkomunikasi, mengakses pengetahuan, atau layanan publik. Inilah misi utama program ini,” pungkas Pratikno.

Previous post Wanita Mataram Bohong Temukan Janin Bayi, Fakta Mengejutkan: Itu Anak Kandungnya Sendiri
Next post Atlet Golf Bersemangat Sambut Kejurnas Indonesia Open 2025