
Parahnya Luar Biasa!
Jakarta – Kemacetan di Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan, menjadi sorotan setelah Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengungkapkan pengalamannya terjebak dalam kepadatan lalu lintas di kawasan tersebut. Ia menyatakan bahwa kondisi jalan yang dipenuhi proyek konstruksi semakin memperburuk kemacetan yang sudah kerap dikeluhkan pengendara.
Pramono mengaku merasakan langsung parahnya kemacetan saat melintas di TB Simatupang pada akhir pekan lalu. *”Saya sengaja mencoba lewat sana tanggal 16 kemarin, hanya berdua dengan sopir. Kondisinya sangat sulit,”* ujarnya melalui unggahan Instagram.
### Proyek Konstruksi Jadi Penyumbang Utama Kemacetan
Menurut Pramono, beberapa area proyek di TB Simatupang sebenarnya bisa dioptimalkan agar tidak terlalu memakan ruang jalan. *”Bedeng proyek bisa diperkecil. Saya siap menandatangani surat perintah jika diperlukan, sebagai bentuk tanggung jawab kami dalam menangani kemacetan ini,”* tegasnya.
Ia juga mengimbau warga untuk beralih ke transportasi umum selama masa pembangunan. *”Sejak awal, kami sudah mengingatkan bahwa kawasan ini akan macet. Pesan ini harus terus disampaikan berulang kali,”* tambahnya.
### Rekayasa Lalu Lintas oleh Dishub DKI
Salah satu penyebab utama kemacetan adalah proyek pemasangan pipa air limbah yang sedang berlangsung. Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta pun melakukan rekayasa lalu lintas untuk meminimalisir dampaknya. Pengerjaan pipa ini dilakukan secara bertahap, meliputi penggalian, pemasangan pipa sepanjang 2.549 meter, pembuatan *manhole*, hingga pemulihan jalan.
Proyek ini terbagi dalam lima seksi, dengan tiga seksi pertama sudah berjalan di area lahan privat dan trotoar. Sementara itu, Seksi 4 dan 5 dilaksanakan di badan jalan, mengurangi lajur yang tersedia untuk kendaraan.
#### Detail Lokasi Pekerjaan
– Seksi 4:
1. *Pit MS-4* (5 Juli–21 November 2025): Jalan TB Simatupang sisi Selatan (seberang Gedung Cibis), lajur berkurang dari dua menjadi satu.
2. *Pit MS-6* (5 Juli–17 Oktober 2025): Depan SBBU, lajur berkurang dari dua menjadi satu.
3. *Pit MS-7* (5 Juli–21 November 2025): Depan warung makan Sunda, lajur berkurang dari dua menjadi satu.
– Seksi 5:
1. *PIT MU-42* (20 September–26 Desember 2025): Depan Gedung Ratu Prabu, lajur berkurang dari tiga menjadi dua.
2. *PIT MU-43* (19 Juli–26 Desember 2025): Depan Gedung Ratu Prabu, lajur berkurang dari tiga menjadi dua.
3. *PIT MU-44* (19 Juli–17 Oktober 2025): Depan Wisma Raharja, lajur berkurang dari tiga menjadi dua.
Pengendara diimbau mencari jalur alternatif atau menggunakan transportasi umum untuk menghindari kemacetan yang diprediksi masih berlanjut hingga akhir 2025.