Paris Kebanjiran Turis, Warga Lokal Relokasi ke Suburban untuk Hindari Keramaian

Paris –
Keresahan melanda warga Paris akibat fenomena *overtourism* yang kian menggerus kehidupan mereka. Harga melambung tinggi, memaksa banyak penduduk asli mempertimbangkan untuk meninggalkan kota yang dulu mereka cintai.

Salah satunya adalah Olivier Baroin, seorang penyandang disabilitas yang telah menghabiskan 15 tahun hidupnya di Paris. Menurut laporan France24 pada Kamis (21/8), Paris dahulu adalah kota dengan nuansa desa yang tenang. Namun, lambat laun, pesona itu memudar. Toko-toko tradisional berganti menjadi gerai suvenir, kafe-kafe instagramable, dan lokasi berfoto untuk turis. Jalanan yang sempit pun dipadati pengunjung yang hanya berburu konten.

Baroin akhirnya memutuskan menjual apartemennya setelah kawasan tempat tinggalnya diubah menjadi zona pejalan kaki. “Saya sadar tidak punya pilihan selain pergi. Sebagai penyandang disabilitas, situasi semakin sulit ketika mobil tak bisa lagi digunakan, dan saya harus memesan taksi sepanjang hari,” ujarnya kepada The Associated Press.

Tak sendirian, warga di kawasan wisata populer seperti Montmartre juga mulai melawan. Sebuah spanduk hitam tergantung di antara dua balkon dengan tulisan dalam bahasa Inggris: *”Di balik kartu pos: warga setempat diperlakukan buruk oleh Wali Kota.”* Spanduk lain dalam bahasa Prancis berbunyi: *”Warga Montmartre melawan.”*

Di sekitar Basilika Sacre-Coeur—yang kini dikunjungi lebih dari 11 juta turis per tahun—warga mengeluh tentang *”Disneyfikasi”* kawasan tersebut. Tempat yang dulu bernuansa bohemian kini dipenuhi tuk-tuk, rombongan turis, antrean berfoto, dan properti sewa jangka pendek. “Tak ada lagi toko kebutuhan sehari-hari, semuanya harus dipesan lewat pengiriman,” keluh Baroin (56).

Para ahli tata kota memperingatkan bahwa kawasan bersejarah berpotensi berubah menjadi *”kota zombi”*—cantik di luar tapi hampa, dihuni sementara oleh pengunjung, sementara penduduk asli terusir. Pemerintah Paris berusaha mengatasi masalah ini dengan memperketat aturan sewa jangka pendek dan properti ilegal.

Previous post Pastikan Konfirmasi Langsung ke Hotel Setelah Booking via OTA, Saran PHRI untuk Tamu
Next post Kisah Pria Malaysia Alami Gagal Ginjal Akibat Pola Makan Buruk, Berat Badan Capai 190 Kg