
Pria Selamat Ajaib Usai Ditelan Hidup-Hidup oleh Kuda Nil yang Ganas
Jakarta –
Sebuah insiden langka terjadi saat seorang pemandu safari nyaris menjadi mangsa kuda nil—bukan sekali, melainkan dua kali—saat menyusuri Sungai Zambezi, Afrika. Paul Templer, pria asal Zimbabwe itu, berhasil selamat meski menderita luka serius di tangan, kaki, dan paru-parunya.
Saat kejadian, Templer tengah memandu enam wisatawan dan tiga anggota kru menggunakan perahu kano dan kayak. Tanpa disadari, rombongan mereka memasuki wilayah yang dihuni belasan kuda nil—hewan yang dikenal sangat teritorial dan berbahaya.
Kuda nil di Senegal (dok. AFP Photo/Tony Karumba)
Awalnya, Templer berusaha menjaga ketenangan sambil mengarahkan perahu melewati kawanan kuda nil. Namun, tiba-tiba salah satu perahu terbalik, membuat para wisatawan dan kru terjatuh ke air. Dengan sigap, Templer membantu mereka naik ke batu terdekat untuk menghindari serangan.
Tragedi justru terjadi saat ia berusaha menyelamatkan rekan pemandu, Evans. Sebelum sempat menarik Evans ke perahu, gelombang besar menghantam dan membalikkan perahu Templer. Saat itulah, ia terseret ke dalam mulut kuda nil.
“Tiba-tiba segalanya gelap. Saya menyadari tubuh bagian atas terjepit di tenggorokan kuda nil—hangat, lembap, dan tertekan,” kenang Templer. Untungnya, kuda nil itu memuntahkannya karena tidak nyaman menelan manusia.
Namun, nasib malang masih mengejar. Saat berusaha menyelamatkan diri, Templer kembali diserang kuda nil jantan. Kali ini, kakinya terjebak di mulut hewan itu sebelum akhirnya dimuntahkan lagi. Dengan sisa tenaga, ia berenang ke tepi dan diselamatkan oleh rombongan.
Evans, sayangnya, tidak seberuntung Templer. Ia menjadi korban keganasan kuda nil dalam insiden tersebut.
Apakah Kuda Nil Hewan Buas?
Meski sering dianggap mengerikan, kuda nil sebenarnya bukan predator pemakan manusia. Serangan mereka lebih dipengaruhi oleh insting teritorial. Menurut data, risiko diserang kuda nil bahkan lebih tinggi daripada beruang atau hiu—namun ini murni karena mereka ingin mengusir “penyusup”.
Rebecca Lewison, ahli ekologi dari San Diego State University, menjelaskan, “Kuda nil tidak agresif tanpa alasan. Mereka menyerang saat merasa terancam, terutama jika wilayahnya diganggu.”
Kuda nil dan pawang di Taman Safari Prigen (dok. Muhajir Arifin/detikJatim)
Lewison menekankan pentingnya menjaga jarak dengan kuda nil, terutama di habitat alaminya. “Manusia harus menghormati wilayah mereka. Jangan turun dari kendaraan atau mendekat tanpa pengawasan ahli,” ujarnya.
Pada dasarnya, kuda nil tidak berniat menyerang manusia kecuali merasa terusik. Dengan memahami perilaku mereka, konflik fatal seperti yang dialami Templer bisa dihindari.