
Proyeksi Menarik Hingga Akhir 2025
Jakarta –
Analis JP Morgan Indonesia memprediksi rupiah akan menguat ke level Rp16.100 per dolar AS pada akhir 2025. Proyeksi ini didorong oleh melemahnya dolar AS serta meningkatnya daya tarik pasar modal Tanah Air.
“Target kami Rp16.100 per dolar AS di akhir tahun, sementara saat ini masih berkisar di Rp16.300-an. Kami melihat potensi perbaikan dan stabilitas yang lebih baik untuk rupiah,” ungkap Gioshia Ralie, CEO & Senior Country Officer JP Morgan Indonesia, seperti dilaporkan Antara, Kamis (4/9/2025).
Gioshia menambahkan, kepemilikan asing dalam instrumen fixed income atau surat utang Indonesia saat ini hanya sekitar 15%, jauh menurun dibanding periode sebelumnya yang pernah mencapai 50%.
“Tingkat suku bunga AS yang tinggi membuat investor kurang tertarik menempatkan dana di surat utang Indonesia dengan risiko yang ada,” jelasnya.
Menurutnya, penguatan rupiah bergantung pada aliran investasi, baik dari dalam maupun luar negeri.
“Ini bisa terwujud jika proses investasi lebih mudah diakses. Namun, dampaknya bersifat jangka menengah, bukan instan,” tegas Gioshia.
Faktor Eksternal dan Proyeksi Dolar AS
Henry Wibowo, Head of Indonesia Research & Strategy JP Morgan Indonesia, menyebut pergerakan rupiah juga dipengaruhi volatilitas indeks dolar AS.
“Ada dua faktor utama: pertama, kondisi internal Indonesia seperti arus investasi dan pertumbuhan ekonomi. Kedua, tren dolar AS sendiri—apakah sedang melemah atau menguat,” papar Henry.
JP Morgan memprediksi indeks dolar AS akan mengalami pelemahan dalam 12 bulan ke depan, yang berpotensi mendorong apresiasi rupiah.
“Kami memperkirakan dolar AS akan terus melemah dalam setahun ke depan. Itu sebabnya proyeksi kami untuk rupiah di akhir tahun adalah Rp16.100 per dolar AS,” ujarnya.
Prospek Pasar Modal Indonesia
Di sisi pasar modal, Henry memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan bergerak di kisaran 7.500–8.000 hingga akhir 2025. Keyakinan ini didasari oleh ekspektasi realisasi belanja pemerintah yang mendorong kinerja pasar.
“Dalam beberapa bulan mendatang, IHSG diperkirakan berada di range 7.500 hingga 8.000,” tandas Henry.