
Reruntuhan Pabrik Gula Peninggalan Belanda di Klaten yang Terlupakan
Klaten –
Dahulu, Klaten dikenal sebagai salah satu pusat produksi gula di era kolonial Belanda. Salah satu buktinya adalah Pabrik Gula (PG) Wonosari, yang kini hanya menyisakan reruntuhan bisu.
Dulu, pabrik ini termasuk dalam deretan fasilitas pengolahan gula yang dibangun Belanda di Klaten. Namun, seiring waktu, PG Wonosari nyaris lenyap, hanya meninggalkan sedikit jejak di tengah hiruk-pikuk pemukiman modern.
### Sisa Kejayaan yang Tersisa
Salah satu peninggalan yang masih bisa disaksikan hari ini adalah tembok dudukan mesin giling. Struktur setebal 1 meter dengan ukuran sekitar 3×3 meter itu berdiri kokoh di tengah permukiman padat RW 3 Dusun Tinggen, Desa Duwet, Kecamatan Wonosari. Di bawahnya, terdapat lorong berbentuk persegi dan setengah lingkaran yang kini telah ditutup batu bata. Meski sudah tidak utuh, tembok berplester kasar ini masih terlihat kuat.
Di sebelah selatan dusun, saluran air peninggalan pabrik masih dapat ditemukan. Airnya berasal dari Bendung Jaban, Desa Wadung Getas, mengalir ke sawah-sawah sekitar karena jalur menuju pabrik sudah tertutup rumah warga. Sayangnya, cerobong asap yang dulu berdiri di barat Desa Duwet kini telah hilang, digantikan semak belukar dan rumpun bambu.
### Kenangan Warga tentang Masa Lalu Pabrik
Yudi Erwantoro (55), Ketua RT 2 RW 3 Dusun Tinggen, mengenang bahwa lokasi pabrik kini telah berubah menjadi permukiman. “Di bawah rumah-rumah ini dulunya fondasi pabrik,” ujarnya. Ia juga menceritakan adanya terowongan bata yang mengarah ke utara hingga ke sungai, serta sendang (sumber air) yang dulu menjadi pasokan pabrik.
“Waktu saya kecil, cerobong asapnya masih ada. Sekarang tinggal rumpun bambu,” lanjut Yudi. Menurutnya, hanya dua bukti fisik yang tersisa: tembok bekas mesin giling dan makam keluarga Belanda (kerkoff).
Noto (73), warga setempat, menambahkan bahwa kawasan ini dulunya disebut Mbabrik (pabrik). “Tanah di sini awalnya eigendom (milik Belanda), tapi sekarang sudah bersertifikat,” jelasnya.
### Sejarah Singkat PG Wonosari
Hari Wahyudi, pegiat sejarah Klaten, menyebut PG Wonosari termasuk pabrik kecil, terlihat dari hanya memiliki satu cerobong asap. “Tidak ada catatan pasti kapan didirikan, tetapi menurut koran Belanda, pabrik ini pernah terbakar pada 1904,” paparnya.
PG Wonosari akhirnya bangkrut dan disita bank Belanda pada 5 Juni 1934. Lokasinya yang dekat dengan pabrik tembakau di Gawok (Sukoharjo) membuat jumlah makam Belanda di sini relatif banyak, berbeda dengan PG lain di Ceper atau Gondang yang hanya memiliki sedikit kerkoff.
———
Artikel ini telah naik di [dapetblog.com/category/tech-news/](https://www.dapetblog.com/category/tech-news/).