
Rumah Sakit Kolaps Hadapi Lonjakan Pasien
Jakarta –
Sebuah virus dengan gejala serupa COVID-19 dilaporkan merebak dengan cepat di Gaza, Palestina. Kondisi ini semakin mengkhawatirkan karena tingkat kematian yang tinggi, dipicu oleh buruknya gizi, kelaparan, dan blokade berkepanjangan yang melemahkan daya tahan tubuh warga.
Laporan dari pejabat kesehatan setempat menyebutkan, kasus infeksi terus bertambah setiap hari. Rumah sakit pun kewalahan menangani lonjakan pasien akibat minimnya persediaan obat, bahan bakar, dan peralatan medis.
Menurut *Palestine Chronicle*, Munir al-Bursh, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza, dalam wawancara dengan *Al-Jazeera* menyatakan bahwa virus ini terutama menyerang kelompok rentan, termasuk anak-anak.
Rumah sakit dipenuhi pasien dengan gejala mirip flu berat. Al-Bursh menjelaskan, kurangnya asupan nutrisi seperti buah-buahan dan vitamin C menyebabkan sistem imun anak-anak tidak mampu melawan infeksi, sehingga angka kematian terus meningkat.
Krisis semakin parah akibat minimnya laboratorium dan alat diagnostik, mengubah penyakit yang seharusnya musiman menjadi ancaman serius. Situasi terburuk terjadi di pengungsian-pengungsian padat di sepanjang Jalur Gaza.
Di sisi lain, Muhammad Abu Salmiya, Direktur Rumah Sakit al-Shifa di Gaza Utara, mengeluarkan peringatan darurat mengenai apa yang ia sebut sebagai “virus baru”.
“Gejalanya meliputi demam tinggi, nyeri sendi, pilek, batuk, serta diare yang berlangsung lebih dari seminggu,” ujar Abu Salmiya, seperti dikutip *Middle East Eye*.
“Kami tidak memiliki alat tes untuk mengidentifikasi virus ini, tetapi penyebarannya diduga kuat terkait dengan lemahnya imunitas akibat malnutrisi, kurangnya air bersih, sanitasi buruk, dan kepadatan penduduk di tenda-tenda pengungsian.”
“Virus ini semakin membebani sistem kesehatan yang sudah di ambang kehancuran,” tambahnya.