
“Skrining Kesehatan Jiwa Anak Sekolah dengan Kuisioner CKG: Praktis Dilakukan di Rumah!”
Pemeriksaan Kesehatan Mental Pelajar Jadi Fokus Program Cek Kesehatan Gratis
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menegaskan pentingnya pemeriksaan kesehatan mental dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG) bagi pelajar. Langkah ini dinilai efektif untuk mendeteksi gejala depresi dan kecemasan sejak dini pada anak-anak.
Deteksi Dini Lewat Kuesioner
Pemeriksaan dilakukan melalui kuesioner yang dibagikan sebelum pelaksanaan CKG. Orang tua siswa SD menerima formulir untuk diisi, sementara pelajar SMP dan SMA dapat mengisinya sendiri. “Untuk anak SD, kuesioner diisi oleh orang tua karena mereka lebih memahami kondisi anak. Sedangkan siswa yang lebih besar bisa mengisi sendiri,” jelas Dante saat meninjau peluncuran CKG di SD Prestasi Global Depok, Jawa Barat, Senin (4/8/2025).
Jika ditemukan tanda-tanda gangguan kejiwaan, siswa akan menjalani pemeriksaan lebih lanjut. Puskesmas dan guru bimbingan konseling (BP) akan mengambil langkah penanganan jika diperlukan. “Dari hasil pemeriksaan, kita bisa melihat apakah ada indikasi depresi, kecemasan, atau gangguan neurotik, lalu dirujuk ke pihak terkait,” tambahnya.
Gadget Berlebihan Picu Masalah Mental
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyoroti risiko kesehatan mental pada anak sekolah, salah satunya akibat penggunaan gadget berlebihan. Fenomena ini disebut berkontribusi pada meningkatnya kasus kecemasan di kalangan pelajar.
“Banyak anak mengalami kecemasan dan depresi, kemungkinan karena terlalu sering terpapar media sosial. Melalui CKG, kami berupaya mengukur dan mencegah dampak lebih serius,” ujar Menkes. Program ini diharapkan menjadi langkah pencegahan untuk menjaga kesehatan jiwa generasi muda.