“Tukang Servis Menolak Perbaiki Kulkas Takut Terdapat Daging Babi di Dalamnya”

Tukang Reparasi Kulkas Tolak Perbaiki Barang Klien Non-Muslim, Ini Alasannya

Sebuah aksi seorang tukang reparasi kulkas menjadi sorotan setelah ia menolak memperbaiki kulkas milik klien yang bukan Muslim. Alasannya sederhana namun penuh pertimbangan agama: ia khawatir kulkas tersebut pernah menyimpan daging babi, yang diharamkan dalam Islam.

Hukum Menyentuh Daging Babi dalam Islam

Menurut penjelasan Ustaz Adi Hidayat, hukum mengonsumsi atau memanfaatkan babi dalam kondisi tertentu adalah haram. Namun, bagaimana dengan sekadar menyentuhnya? Ustaz Adi menjelaskan bahwa status najis babi perlu diperhatikan—apakah termasuk najis ringan atau berat.

Terdapat perbedaan pandangan di kalangan ulama. Sebagian berpendapat bahwa menyentuh daging babi atau babi hidup tidak otomatis membuat seseorang najis. Sementara itu, mazhab lain menyatakan bahwa babi adalah najis, baik dalam keadaan hidup maupun sudah menjadi daging, sehingga harus dibersihkan terlebih dahulu agar kembali suci.

Kisah Tukang Reparasi yang Memilih Jalan Hati-Hati

Dalam unggahan Threads yang viral, Merlin Choo, seorang warga Malaysia, menceritakan pengalamannya saat mencari tukang reparasi untuk kliennya. Saat ia menghubungi seorang tukang, sang teknisi bertanya apakah kliennya orang Melayu. Ketika Merlin menjawab bahwa kliennya adalah orang China, tukang tersebut langsung menolak pekerjaan itu.

Alasannya? Ia tidak mau mengambil risiko memperbaiki kulkas yang mungkin pernah digunakan untuk menyimpan daging babi. “Itu (kulkas) telah menyimpan daging babi… Saya tidak bisa, bos… Maaf,” kata sang tukang reparasi, seperti dilaporkan *therakyatpost.com* pada Kamis (7/8/2025).

Respons Netizen: Pujian vs. Kritik

Situasi ini memicu perdebatan hangat di media sosial. Sebagian netizen memuji sikap tukang reparasi yang dianggap konsisten dengan prinsip agamanya. “Saya orang China, dan saya tidak melihat masalah dengan jawabannya. Dia sangat sopan. Saya menghormati keputusannya,” tulis salah seorang netizen.

Di sisi lain, ada yang menilai tindakan tukang reparasi tersebut diskriminatif. Beberapa netizen menyarankan agar ia menggunakan sarung tangan jika khawatir terkena najis. Namun, pendukung sang tukang balik bertanya, “Jadi dia harus mengabaikan keyakinannya demi memenuhi permintaanmu? Apa yang membuatmu merasa lebih penting dari agamanya?”

Perdebatan ini menunjukkan betapa kompleksnya persoalan ketika keyakinan pribadi bersinggungan dengan interaksi sosial dalam masyarakat multikultural.

Previous post “Bahaya Tuang Minyak Kemasan Plastik ke Kuali Panas: Efek Mengerikan yang Harus Diwaspadai!”
Next post “Toprak Razgatlıoğlu Siap Pacu Motor MotoGP Yamaha dengan Kecepatan Tinggi”