
“Waspada! 3 Makanan Pemicu Gejala Intoleransi Laktosa Usai Disantap”
Intoleransi Laktosa: Gejala, Penyebab, dan Makanan yang Perlu Diwaspadai
Bagi sebagian orang, menikmati segelas susu atau seporsi es krim bisa berujung pada ketidaknyamanan pencernaan. Kondisi ini dikenal sebagai intoleransi laktosa, di mana tubuh kesulitan mencerna laktosa—gula alami dalam susu. Di Amerika Serikat saja, sekitar 30 juta dari 50 juta penduduknya mengalami masalah ini.
Gejala seperti kembung, mual, diare, atau sakit perut biasanya muncul 30–60 menit setelah mengonsumsi produk susu. Namun, tingkat keparahan gejala bisa berbeda-beda pada setiap orang. Beth Ferrell Jenks, ahli gizi dari University of North Carolina, menjelaskan bahwa beberapa produk seperti yoghurt atau keju tertentu mungkin lebih mudah ditoleransi karena kandungan laktosanya yang lebih rendah.
Mengapa Intoleransi Laktosa Terjadi?
Seiring bertambahnya usia, produksi enzim laktase—yang bertugas memecah laktosa—semakin berkurang. Dr. Suneeta Krishnareddy, ahli gastroenterologi dari Columbia University, menyebutkan bahwa sebagian orang mungkin tidak menyadari perubahan ini. Namun, bagi yang sensitif, gejalanya bisa sangat mengganggu, bahkan hingga memicu muntah.
Dr. Nitin K. Ahuja dari Penn Medicine menambahkan, mengenali pemicu intoleransi laktosa memang tidak selalu mudah. Salah satu cara untuk mengidentifikasinya adalah dengan menghindari semua produk susu terlebih dahulu, lalu perlahan memperkenalkannya kembali dalam porsi kecil untuk melihat reaksi tubuh.
Produk Susu dengan Kandungan Laktosa Tinggi
1. Susu (Skim, Low-Fat, atau Full-Cream)
Segelas susu mengandung sekitar 12–12,5 gram laktosa—batas maksimal yang bisa ditoleransi oleh penderita intoleransi laktosa dalam sehari, menurut Ella Haddad, ahli gizi dari Universitas Loma Linda. Jika mengonsumsi produk susu lain, sebaiknya batasi asupan susu hingga satu gelas per hari.
2. Keju Segar (Tanpa Proses Pematangan)
Meski keju umumnya lebih rendah laktosa dibanding susu, jenis keju segar seperti cottage cheese atau krim keju tetap mengandung cukup banyak. Jenks menjelaskan, proses pematangan keju mengurangi laktosa karena diubah menjadi asam laktat oleh bakteri. Sebagai contoh, setengah cangkir keju cottage mengandung sekitar 4 gram laktosa, sementara dua sendok makan krim keju bebas lemak hampir 2 gram.
3. Es Krim Berbasis Susu
Es krim yang terbuat dari susu (bukan krim) cenderung tinggi laktosa. Dr. Haddad menekankan bahwa susu mengandung lebih banyak laktosa daripada krim, sehingga es krim berbahan dasar susu lebih berisiko memicu gejala.
Dengan memahami jenis makanan yang perlu dibatasi, penderita intoleransi laktosa tetap bisa menikmati produk susu tanpa khawatir mengalami gangguan pencernaan.